RSS

Sinopsis Cerpen “Jakarta” Karya Totilawati Tjitrawasita


Seorang lelaki bernama Waluyo (biasa dipanggil Pak Pong) yang berasal dari Desa Nggesi (terletak di Jawa Timur) datang ke Jakarta untuk menemui adik sepupunya, Paijo. Paijo adalah seorang jenderal di Jakarta. Yang membiayai sekolah Paijo dari SD sampai menjadi jenderal adalah keluarga Anotoboto (orang tua Pak Pong) karena sejak kecil Paijo yatim-piatu. 

Paijo dan adik perempuannya, Tinah, diambil dan dibesarkan oleh orang tua Pak Pong. Mereka adalah keluarga petani. Karena Paijo sangat cerdas, keluarga Anotoboto sepakat mengirim Paijo ke kota untuk meneruskan sekolah. Pak Pong sendiri setelah menjadi guru SD, membantu membiayai sekolah Paijo dengan mengirimkan seluruh gajinya. Setelah itu selama beberapa tahun Pak Pong tidak bertemu dengan Paijo. Karena itulah dia pergi ke Jakarta untuk melihat adiknya. 

Ketika tiba di Jakarta, Pak Pong mengalami beberapa keganjilan atau keanehan. Pertama, sebelum bertemu Paijo dia harus mengisi buku tamu terlebih dahulu dan menunggu dalam waktu yang cukup lama. Kedua, ketika tiba giliran bertemu Paijo, Pak Pong merasakan sikap yang berbeda dari Paijo. Hal ini terlihat ketika Pak Pong hendak merangkul Paijo untuk melepas kerinduannya, Paijo tetap tidak beranjak dari kursinya. 

Paijo juga menyapa dirinya dengan panggilan kakak dan menanyakan kabar keluarganya dengan sebutan ibu, bapak, dan dik. Padahal dulu biasanya Paijo sering memanggil kakang dan menanyakan kabar keluarganya dengan sebutan embok, bapak, dan genduk. 

Pak Pong juga menangkap sesuatu yang lain dari wajah adiknya, yaitu ketidakwajaran. Akhirnya hilanglah kegembiraannya dan keinginan untuk mengungkapkan banyak cerita berhenti sampai di tenggorokan. 

Pak Pong merasakan keasingan dan ada batas yang terentang antara dirinya dan Paijo. Mereka hanya bertemu sebentar karena Paijo harus rapat di Bina Graha. Kemudian, Pak Pong segera pamit dan diantarkan oleh sopir dan penjaga Paijo menuju stasiun Gambir dengan memakai mobil. Ternyata kereta api Jakarta akan berangkat pukul lima pagi keesokan harinya sehingga Pak Pong menerima tawaran menginap di rumah si penjaga.

Malam harinya, Pak Pong dan si penjaga keliling kota Jakarta. Sambil berjalan kaki mereka berbincang-bincang. Saat bercakap-cakap dengan si penjaga itulah Pak Pong mengetahui suatu hal tentang Paijo, yaitu si penjaga memberitahukan bahwa Paijo sering ke night club

Dari situ Pak Pong merasa telah kehilangan adiknya, Paijo tercinta. Titipan dari emboknya untuk Paijo akhirnya diberikan kepada si penjaga.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy