RSS
Tampilkan postingan dengan label sinopsis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sinopsis. Tampilkan semua postingan

Surat Kecil untuk Tuhan



Ini adalah kisah nyata yang dituangkan dalam bentuk novel, bahkan sudah diangkat ke layar lebar beberapa bulan lalu. Novel ini mengisahkan seorang gadis kecil pengidap Rhabdomyosarcoma, yakni kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Dialah Gitta Sesa Wanda Cantika (Keke). Kita mengenalnya sebagai mantan artis cilik tahun 1998.

Gadis kecil inilah tokoh utama dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan yang divonis menderita kanker ganas dan diprediksi hidupnya hanya tinggal 5 hari lagi. Agnes Davonar yang lebih dikenal sebagai cerpenis online mendapat kesempatan untuk menuangkan kisah nyata gadis kecil ini dalam bentuk karya sastra.

Keke adalah gadis cantik dan pintar. Usianya 13 tahun. Ia sedang duduk di bangku SMP. Di masa ini ia sedang menikmati asyiknya bergaul dengan teman-temannya dan terlibat aktif dalam kegiatan sekolah. Meski berasal dari keluarga broken home, ia bisa menjalani hari-hari dengan ceria layaknya gadis remaja normal seusianya. Keke tinggal bersama ayah dan kedua kakak laki-lakinya.

Suatu hari ia dihadapkan pada kenyataan pahit. Awalnya hanya sakit ringan biasa. Matanya memerah dan hidungnya berair. Berhari-hari penyakit itu tak kunjung sembuh. Bahkan ia mengalami mimisan. Saat dibawa dan diperiksa ke dokter barulah terkuak bahwa ia mengalami kanker.

Kanker yang dideritanya bukan kanker biasa. Kanker itu adalah kanker ganas yang langka, bahkan menurut dokter baru pertama kali ada di Indonesia. Kasus kanker ganas yang diidap Keke menjadi sebuah perdebatan di kalangan kedokteran karena kanker tersebut biasa hanya terjadi pada orang tua.

Beberapa hari kemudian, kanker ganas itu menyerangnya dan nyaris membuat wajahnya tampak seperti monster. Sebelah wajahnya dipenuhi benjolan besar. Awalnya hanya sebesar bola tenis, tapi lama kelamaan makin membesar.

Dokter yang memeriksanya memvonis Keke bahwa dia akan meninggal dalam waktu 5 hari bila tidak melakukan operasi. Namun, orang tuanya keberatan mengambil keputusan untuk operasi karena dampaknya bisa membuat wajah Keke cacat. Sebagai orang tua, mereka tidak tega melihat separuh wajah putrinya harus hilang karena operasi.

Ayahnya tidak menyerah. Ia mengusahakan penyembuhan alternatif dengan ramuan tradisional . Bahkan, mereka rela berkeliling ke setiap pelosok daerah di Indonesia demi penyembuhan kanker yang dialami Keke. Namun, tak satu pun yang sanggup mengobati penyakit Keke secara tuntas. 

Sampai kemudian, mereka bertemu dengan dokter Mukhlis yang memberitahukan bahwa ada jalan untuk mengobati Keke selain operasi, yakni dengan kemoterapi. Kemoterapi adalah pemasukan obat-obat kimia melalui infus. Cairan kimia ini akan meluruhkan dan membunuh sel-sel kanker yang menggerogoti tubuh Keke.

Atas izin Allah dan berkat segala upaya ayahnya, Keke mendapatkan kesempatan untuk sembuh melalui kemoterapi.  Meski sedih, Keke berusaha menerima rambutnya yang rontok akibat kemoterapi.

Keke pun kembali ke sekolah, kembali menjalani aktivitas rutin seperti biasa. Ketegaran  dan semangatnya untuk terus bertahan hidup mampu membuatnya mengirup udara lebih lama. Dunia kedokteran pun dibuat tercengang atas keberhasilan tim dokter Indonesia dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker yang bersarang dalam tubuh Keke. Padahal dalam beberapa kasus, kanker langka mampu merenggut nyawa pasien hanya dalam hitungan hari.

Ketika keluarga dan teman-temannya tengah bersuka cita atas kesembuhan Keke, kanker itu datang lagi dengan wujud lebih ganas. Rupanya kesembuhan yang dirasakan Keke hanya sebuah kesempatan sementara. Meski begitu, Keke tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis 5 hari hingga bertahan 3 tahun lamanya walau pada akhirnya ia harus menyerah. Dokter pun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Setelah itu, Keke begitu pasrah melewatkan hidupnya dengan kanker yang semakin mengganas. Tidak hanya di wajah, kanker itu telah menyentuh paru-paru dan kepalanya.

Hebatnya, dengan wajah yang hampir menghilang dan menyerupai monster, juga kondisi fisik yang melemah, ia nekad tetap bersekolah dan mengikuti ujian sekolah. Saat ujian kenaikan kelas, kakinya tak bisa berjalan, tangannya tak mampu lagi bergerak, bahkan hidungnya mimisan mengeluarkan darah, tapi ia masih tetap mengikuti ujian hingga selesai. Saat pembagian rapor, Keke berhasil meraih peringkat terbaik ketiga di kelas.

Kematian adalah sebuah kepastian. Allah mempunyai rencana lain atas diri Keke. Setelah bertahan lama melawan kanker itu, Keke dipanggil Allah tepat pada 25 Desember 2006, pukul 11 malam. Sebelum meninggal, Keke sempat menulis surat kepada Tuhan. Inilah isi surat tersebut.
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.

Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
Terjadi pada orang lain.

Tuhan…
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu?

Tuhan…
Biarkanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya.

Tuhan…
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa  memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku.

Tuhan…
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidupku
kepada siapa pun yang mengenalku.

Tuhan…
Surat kecilku ini
Adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai kau bisa kembali…

Ke dunia yang Kau berikan padaku.

Kisah yang menyentuh bukan? Yup, kisah ini bisa dijadikan sebuah inspirasi dalam kehidupan kita. Kita bisa belajar dari seorang gadis kecil yang mampu berjuang begitu hebatnya dalam menghadapi ujian Allah dengan penuh keimanan. Keke telah mengajari kita agar ikhlas dan tabah menerima cobaan Allah. Perjuangannya dalam merampungkan sebuat surat yang ditujukan kepada Tuhan dan kita semua pada detik-detik kematiannya teramat mengharukan.

3 hari, 3 cerita, 3 air mata


Eits, itu bukan judul film meski agak-agak mirip (hehe). Penasaran kenapa tulisan ini saya beri judul begitu? Baiklah, saya akan menceritakannya khusus untukmu (hahay :D).

Begini, 3 hari berturut-turut kemarin, Senin-Rabu, saya menonton film Dalam Mihrab Cinta, Pupus, dan a Millionaire's First Love. 3 film tentu saja mempunyai 3 cerita berbeda. Nah, kebetulan film yang saya tonton itu ceritanya menyedihkan, jadi mengundang riak-riak air mata saat menyaksikannya. Biar begitu film-film itu menarik untuk ditonton. Begitu kawan, mengerti? :D

# Dalam Mihrab Cinta
Film ini berkisah tentang Syamsul (Dude Harlino) pemuda 20 tahun-an yang bertekad menuntut ilmu di sebuah pesantren di Kediri. Saat dalam perjalanan menuju ke sana, ia menolong seorang gadis yang hendak dijambret. Gadis itu bernama Zizi (Meyda Sefira). Ternyata Zizi adalah putri pemilik pesantren yang didatangi Syamsul. Kejadian tersebut membuat mereka dekat. Bahkan, menyisakan benih cinta di hati Zizi.

Cita-cita Syamsul untuk belajar di pesantren kandas di tengah jalan karena ia difitnah mencuri uang para santri oleh sahabatnya, Burhan (Boy Hamzah). Akibatnya, ia dihukum (digunduli) dan diusir dari pesantren. Boy sengaja memfitnah Syamsul karena cemburu melihat kedekatan Syamsul dan Zizi, terlebih ketika pinangannya pada Zizi ditolak.

Setelah keluar dari pesantren, Syamsul kembali ke rumah. Keluarganya sudah tidak memercayainya lagi meski berkali-kali ia mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Akhirnya, ia pergi dari rumah dengan membawa baju dan uang seadanya. Suatu hari ia terpaksa mencopet karena kehabisan uang untuk makan. Naas, aksi pertamanya itu tertangkap massa sehingga ia harus mendekam di penjara.

Tak lama ia kembali bebas setelah ditebus oleh adiknya, Nadia. Namun, ia tidak kembali ke rumah. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia terpaksa mencopet. Lucunya, ia selalu mencatat jumlah uang dan identitas korban yang dicopetnya.

Di tengah kekacauan dan kegelapan hidupnya, Allah memberikan jalan baginya untuk bertobat dan mempertemukannya dengan Syilvie (Asmirandah), seorang gadis solehah. Dalam dompet Syilvie yang berhasil dicopetnya, ia menemukan foto Burhan dan Syilvie. Seingatnya, dulu Burhan pernah bercerita bahwa ia akan menikahi Damayanti. Mengingat hal itu, ia sungguh marah dan berniat untuk memberitahukan perilaku Burhan yang playboy pada Syilvie. 

Alih-alih mendatangi rumah Syilvie, ia malah mendapat kesempatan menjadi guru ngaji di sebuah rumah yang bersebelahan dengan rumah Syilvie. Bahkan, di komplek perumahan itu ia dijadikan imam shalat. Tak hanya itu, ia pun menjadi penceramah yang amat dihormati warga.

Lama-lama kehidupan Syamsul berubah lebih baik. Setelah kondisi keuangannya membaik, ia mengembalikan uang yang dicopet pada masing-masing korbannya, termasuk pada Syilvie. Ia pun mengirimkan hadiah untuk ibu dan adiknya dan mengabarkan keberadaanya sekarang.

Kejahatan memang akan mendapatkan balasannya. Perilaku buruk Burhan terbongkar. Burhan dipenjara. Keluarga Damayanti dan Syilvie memutuskan hubungan dengan Burhan.

Karena Syilvie juga guru privat anak yang diajar Syamsul, tak pelak mereka sering bertemu. Pertemuan itu menimbulkan ketertarikan satu sama lain. Tak ingin membohongi Syilvie, Syamsul pun nekad menceritakan masa lalunya. Awalnya Syilvie sock, namun ia bisa memahaminya.

Melihat anaknya tertarik pada Syamsul, orang tua Syilvie meminta Syamsul agar menikah dengan Syilvie. Syamsul tak langsung menjawabnya. Tepat pada saat yang sama, Zizi juga berkunjung ke rumah kontrakan Syamsul. Hatinya sedih saat mendengar percakapan orang tua Syilvie dan Syamsul.

Ibu Syamsul memberikan pendapat bahwa sebaiknya Syamsul menikah dengan Zizi. Namun, ibunya tak memaksakan kehendak dan tetap menyerahkan keputusan pada Syamsul untuk memilih. Setelah menimbang-nimbang, Syamsul memilih Syilvie. Namun, nasib memisahkan mereka. Tepat seminggu menjelang pernikahan, Syilvie mengalami kecelakaan maut. Akhirnya, Syamsul menikah dengan Zizi.

Akhirnya, happy ending. Ah, memang jodoh tak akan tertukar. Jodohnya Syamsul ternyata Zizi. Menurutku scene yang menyedihkan saat Syamsul difitnah dan diusir dari pesantren, saat Syamsul pergi dari rumah karena keluarganya sudah tak memercayainya, dan saat Syilvie mengalami kecelakaan. Air mataku mengalir tak bisa dibendung, huhu (haha lebay :D).

# Pupus
Berkisah tentang pergulatan Cindy (Donita), gadis daerah yang kuliah di Jakarta. Ia mencoba mandiri di tengah ketakutan sang ibu bahwa Cindy akan ditipu laki-laki. Di kampus, ia berkenalan dengan Panji (Marcel Chandrawinata), lelaki yang berulang tahun di hari yang sama dengannya.

Panji bersikap seakan mencintai dirinya, tapi selalu meninggalkan Cindy di tengah puncak kebahagiaannya. Panji menjadi misteri bagi Cindy. Cindy tersiksa, tapi juga penasaran. Dia yakin cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Cindy yakin Panji pun merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakannya.

Mengapa Panji selalu mematikan harapan Cindy, membuatnya senang, kemudian membuatnya terpuruk? Pertanyaan itu muncul terus-menerus di benak Cindy. Setiap kali Cindy mencoba bangkit dan melupakan Panji, cowok tersebut terus menghantui. Bahkan, Panji tega memupuskan semua harapan cinta Cindy. Namun, Cindy tetap bertahan menghadapi Panji. Ia mencoba memahami Panji. Di tengah-tengah hubungan mereka yang mulai membaik, tiba-tiba Panji menghilang dari kehidupan Cindy. Meski begitu, setiap waktu Panji rutin mengirim singkat berisi motivasi kepada Cindy.

Suatu hari sikap aneh Panji terbongkar. Panji tidak berani mengakui cintanya pada Cindy karena ternyata Panji menderita kanker. Ia tak ingin membuat Cindy bersedih jika tau dirinya tak bisa selamanya berada di samping Cindy. Beruntung Cindy mengetahui keadaan Panji sebelum maut memisahkan mereka sehingga mereka masih bisa bersama di saat-saat terakhir hidup Panji.

Waktu nonton, saya sempat berpikiran positif kalau Panji akan sembuh. Tapi ternyata, huhu berakhir sad ending karena Panji meninggal (hiks hiks…). Kayaknya sakit banget mencintai seseorang tapi tak bisa memilikinya (huaaaa….).

# A Millionaire’s First Love
Bercerita tentang seorang cowok (18) yang merupakan cucu konglomerat. Namanya Jae Kyeong (Hyun Bin). Dia tukang bikin onar dan suka seenaknya karena merasa sebagai putra mahkota. Menurutnya, segala hal bisa diselesaikan dengan uang. Saat kakeknya meninggal, ia tak langsung jadi pewaris dengan mudah. Kakeknya telah mengajukan syarat yang harus dipenuhi Jae Kyeong agar bisa mewarisi harta tersebut.

Isi persyaratannya adalah Jae Kyeong harus pindah dari sekolahnya yang sekarang ke salah satu sekolah di tempat terpencil dan lulus dari sekolah itu. Jika gagal, warisannya akan diserahkan ke lembaga sosial. Kalau mengundurkan diri, warisan yang dia dapat hanya 0,1% dari total kekayaan sang kakek. Akhirnya, dia memilih untuk pindah sekolah ke daerah terpencil itu.

Kakek menyuruh dia untuk pindah ke desa itu bukan tanpa tujuan. Dulu, di desa tersebut Jae Kyeong pernah mengalami kecelakaan mobil dan orang tuanya meninggal. Kejadian itu menyisakan kepedihan mendalam sehingga dia berusaha melupakan memori yang sebelumnya dan menjalani kehidupan sebagai orang baru.

Saat di desa terpencil, ia bertemu lagi dengan Eun Hwan (Lee Yeon Hee). Eun Hwan kerja di pom bensin dan minimarket dekat pom bensin. Sebelumnya mereka pernah bertemu di hotel bintang lima milik kakek Jae Kyeong. Pertemuan tanpa sengaja itu terjadi saat Jae Kyeong belanja. Saat itu sempat-sempatnya Jae Kyeong mencela kuku Eun Hwan yang kehitaman. Gara-gara omongan Jae Kyeong, malamnya Eun Hwan dibantu ayahnya langsung mempercantik kuku secara tradisional Korea.

Jae Kyeong ternyata bersekolah di sekolah Eun Hwan. Mereka satu kelas. Kepala sekolahnya adalah ayah Eun Hwan, teman kakek Jae Kyeong. 

Untuk mengisi acara graduated, siswa diwajibkan ikut berpartisipasi dalam drama musikal. Karena datang terlambat, Jae Kyeong kebagian peran pelayan. Tentu saja dia menolak, tapi karena itu adalah syarat kelulusan, dia terpaksa ikut. Saat latihan, dia pura-pura kakinya terluka supaya tidak ikut main drama. Eun Hwan kesel, namun tiba-tiba pingsan. Kemudian, digendong Jae Kyeong pergi ke rumah sakit. Ternyata Eun Hwan menderita penyakit jantung. Sejak itu Jae Kyeong berusaha selalu ada di samping Eun Hwan. Hubungan mereka menjadi akrab.

Potongan-potongan masa lalu Jae Kyeong lama-lama bersatu. Dia ingat dulu sebelum kecelakaan, dia pernah berjanji pada seorang cewek bahwa dia akan kembali lagi ke desa setelah 10 hari. Memori otaknya mengingat kejadian itu ketika menyaksikan latihan drama musikal sekolahnya versi anak kecil. Cerita drama yang akan mereka pentaskan itu adalah kisah nyata hidup Eun Hwan. Jae Kyeong pun langsung pergi ke panti asuhan tempat tinggal Eun Hwan sewaktu kecil. Tak lama Eun Hwan pun ke sana. Jae Kyeong pun menjelaskan kejadian yang dialaminya pada Eun Hwan.

Sejak itu mereka bertambah dekat. Bahkan, Jae Kyeong rela melepas harta warisan kakeknya demi Eun Hwan. Saat mengetahui panti asuhan Eun Hwan akan digusur, dia menyatakan mundur dari persyaratan yang diajukan kakek dan meminta warisan 0,1%. Uang warisan itu akan ia gunakan untuk menebus tanah tempat panti asuhan berdiri.

Tibalah hari pementasan drama. Jae Kyeong berganti peran sebagai pemeran utama cowok karena ia tak ingin Eun Hwan dekat dengan cowok lain. Pertunjukkan mereka sukses. Malamnya Jae Kyeong dan Eun Hwan duduk berdua di ayunan. Eun Hwan menyandarkan kepalanya pada bahu Jae Kyeong dan bilang dia mau tidur 3 menit. Saat Eun Hwan menutup mata, salju turun. Namun, ia tak membuka mata lagi meski Jae Kyeong telah membangunkan dan memberitahukan bahwa salju yang dinanti-nantikan Eun Hwan telah turun. Rupanya Eun Hwan telah pergi untuk selama-lamanya.

Akhirnya Jae Kyeong lulus. Ketika acara graduated Eun Hwan mendapat penghargaan "persahabatan". Kursi di sebelah Jae Kyeong yang jadi tempat duduk Eun Hwan diisi bunga yang mewakili Eun Hwan. Meski merasa kehilangan, Jae Kyeong berusaha menyembunyikannya. Saat keluar dari ruangan, pengacaranya datang dan bilang kalau Jae Kyeong berhasil mendapatkan warisan kakeknya. Jae Kyeong bingung karena sebelumnya dia sudah menyatakan menyerah. Ternyata kakeknya menulis pesan kalau Jae Kyeong berhasil mendapatkan sesuatu di tempat terpencil itu, dia telah berhasil. Jae Kyeong pun berusaha mewujudkan impian Eun Hwan dengan membangun rumah yang memiliki banyak pintu.

Begitulah akhir cerita film tersebut. Scene yang paling sedih waktu Jae Kyung membuat perayaan ulang tahun lebih cepat karena dia takut pada hari ulang tahun Eun Hwan yang sebenarnya mereka tidak bisa merayakannya bersama. Saat itu Jae Kyung memberi kado ke Eun Hwan. Kadonya adalah toples yang berisi kertas warna warni, di kertas-kertas itu ada banyak ungkapan dan semangat dari Jae Kyung untuk Eun Hwan. Eun Hwan menerimanya dengan terharu sambil berkata, “Aku takut tidak bisa membaca semuanya satu persatu sampai hari itu tiba.”  (hiks hiks…).

Sinopsis Cerpen “Pertemuan” Karya Kim Tongni


Seorang ayah berusia kira-kira empat puluhan tahun (bernama Sokkyu) melakukan perjalanan jauh dari Hapch’on di Propinsi Kyongsang ke Kwangju di Propinsi Cholla (kedua propinsi ini merupakan nama provinsi yang ada di Korea). Maksud perjalanannya ialah untuk untuk menengok anaknya, Pong Ho, yang menjadi tentara. 

Sudah setengah tahun Sokkyu tidak bertemu dengan Pong Ho, terhitung dari sejak Pong Ho ikut pendaftaran tentara. Awalnya Sokkyu sendiri tidak mendapatkan kabar secuil pun tentang keberadaan anaknya. Sampai kemudian dia diberitahu oleh Pak Yang bahwa anaknya itu kini tinggal bersama pasukan yang terletak di Kwangju. Akhirnya, atas desakan istrinya, Sokkyu memberanikan diri untuk menemui anaknya walaupun dengan terpaksa harus meninggalkan ladangnya. 

Perjalanan dari kampungnya ke Kwangju memakan waktu seminggu dengan menaiki perahu dan bus. Berkat kerja keras dan perjuangannya, Sokkyu pun dapat bertemu dengan anaknya. 

Ketika pertama kali melihat anaknya, dia hampir tidak mempercayai matanya karena wajah anaknya terlihat lebih kurus daripada yang diingatnya. Bahkan, dia sempat menanyakan pada Pong Ho, jangan-jangan Pong Ho diperlakukan dengan keras. Namun, Pong Ho merasa baik-baik saja. Keesokan harinya, Sokkyu mengajak Pong Ho ke pasar. Di sana mereka sempat makan dan berbincang-bincang. Setelah itu mereka berpisah.

Sinopsis Cerpen “Jakarta” Karya Totilawati Tjitrawasita

Seorang lelaki bernama Waluyo (biasa dipanggil Pak Pong) yang berasal dari Desa Nggesi (terletak di Jawa Timur) datang ke Jakarta untuk menemui adik sepupunya, Paijo. Paijo adalah seorang jenderal di Jakarta. Yang membiayai sekolah Paijo dari SD sampai menjadi jenderal adalah keluarga Anotoboto (orang tua Pak Pong) karena sejak kecil Paijo yatim-piatu. 

Paijo dan adik perempuannya, Tinah, diambil dan dibesarkan oleh orang tua Pak Pong. Mereka adalah keluarga petani. Karena Paijo sangat cerdas, keluarga Anotoboto sepakat mengirim Paijo ke kota untuk meneruskan sekolah. Pak Pong sendiri setelah menjadi guru SD, membantu membiayai sekolah Paijo dengan mengirimkan seluruh gajinya. Setelah itu selama beberapa tahun Pak Pong tidak bertemu dengan Paijo. Karena itulah dia pergi ke Jakarta untuk melihat adiknya. 

Ketika tiba di Jakarta, Pak Pong mengalami beberapa keganjilan atau keanehan. Pertama, sebelum bertemu Paijo dia harus mengisi buku tamu terlebih dahulu dan menunggu dalam waktu yang cukup lama. Kedua, ketika tiba giliran bertemu Paijo, Pak Pong merasakan sikap yang berbeda dari Paijo. Hal ini terlihat ketika Pak Pong hendak merangkul Paijo untuk melepas kerinduannya, Paijo tetap tidak beranjak dari kursinya. 

Paijo juga menyapa dirinya dengan panggilan kakak dan menanyakan kabar keluarganya dengan sebutan ibu, bapak, dan dik. Padahal dulu biasanya Paijo sering memanggil kakang dan menanyakan kabar keluarganya dengan sebutan embok, bapak, dan genduk. 

Pak Pong juga menangkap sesuatu yang lain dari wajah adiknya, yaitu ketidakwajaran. Akhirnya hilanglah kegembiraannya dan keinginan untuk mengungkapkan banyak cerita berhenti sampai di tenggorokan. 

Pak Pong merasakan keasingan dan ada batas yang terentang antara dirinya dan Paijo. Mereka hanya bertemu sebentar karena Paijo harus rapat di Bina Graha. Kemudian, Pak Pong segera pamit dan diantarkan oleh sopir dan penjaga Paijo menuju stasiun Gambir dengan memakai mobil. Ternyata kereta api Jakarta akan berangkat pukul lima pagi keesokan harinya sehingga Pak Pong menerima tawaran menginap di rumah si penjaga.

Malam harinya, Pak Pong dan si penjaga keliling kota Jakarta. Sambil berjalan kaki mereka berbincang-bincang. Saat bercakap-cakap dengan si penjaga itulah Pak Pong mengetahui suatu hal tentang Paijo, yaitu si penjaga memberitahukan bahwa Paijo sering ke night club

Dari situ Pak Pong merasa telah kehilangan adiknya, Paijo tercinta. Titipan dari emboknya untuk Paijo akhirnya diberikan kepada si penjaga.

SINOPSIS NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA


Novel ini menceritakan kisah cinta sepasang remaja yang penuh rintangan. Seorang pemuda keturunan Minang, anak perkawinan campuran Minang-Mengkasar bernama Zainuddin mencintai wanita Minang dari Batipuh yang bernama Hayati. Percintaan mereka tidak direstui oleh keluarga Hayati. Hal itu karena Zainuddin hanyalah seorang anak pisang yang tidak bersuku, sedangkan Hayati adalah wanita bersuku dari keluarga terpandang.

Zainuddin diusir secara halus oleh paman Hayati dari Batipuh, Minankabau. Esok paginya, ketika Zainuddin akan berangkat menuju Padang Panjang, ia bertemu Hayati di tengah perjalanan. Hayati sengaja menunggu Zainuddin untuk mengucapkan salam perpisahan. Pada kesempatan itu, Hayati berjanji akan tetap mencintai Zainuddin dan setia menunggu sampai kapan pun. Mereka berdua bersepakat untuk saling berkirim surat.

Tak lama, Hayati dilamar oleh Aziz, kakak Khadijah. Khadijah adalah sahabat Hayati dari Padang Panjang. Bersamaan dengan itu, Zainuddin pun melamar Hayati melalui surat. Namun, setelah diadakan rapat ninik-mamak, lamaran Azizlah yang diterima. Hal itu berdasarkan pertimbangan bahwa Aziz berasal dari keluarga termasyur dan berpangkat, apalagi punya pekerjaan tetap. Kemudian, dikirimlah surat penolakan lamaran kepada Zainuddin. Khadijah pun mengirim surat kepada Zainuddin yang isinya memberitahukan bahwa Hayati akan segera menikah dengan Aziz sehingga Khadijah meminta Zainuddin untuk melupakan Hayati.

Awalnya Zainuddin menyangka Hayati dipaksa menikah dengan Aziz, namun setelah menerima surat dari Hayati yang mengatakan bahwa Hayati menerima lamaran Aziz atas kemauannya sendiri, Zainuddin merasa kecewa. Ia tidak menyangka, Hayati akan melupakan janjinya. Akhirnya, ia jatuh sakit selama dua bulan.

Setelah sembuh, sahabat karib Zainuddin, Muluk, memberinya saran untuk mencari kesibukan agar bisa melupakan Hayati. Kemudian, untuk mengobati kesedihannya, ia pergi ke Pulau Jawa ditemani Muluk. Di sana ia mengembangkan bakat mengarangnya. Kariernya di Surabaya sukses. Ia menjadi sastrawan dan dramawan terkenal. Sementara itu, Hayati juga berada di Surabaya mengikuti suaminya bekerja.

Suatu hari mereka bertemu dengan Zainuddin pada acara pertunjukkan sandiwara dari Club Anak Sumatera. Sejak pertemuan itu, Zainuddin bersahabat baik dengan Aziz dan Hayati.

Makin hari Aziz mulai menunjukkan kelakuan buruknya. Bahkan, Aziz kadang-kadang berani menyakiti hati Hayati. Bisa dikatakan rumah tangga mereka nyaris berada di jurang perpecahan. Aziz senang berjudi dan main perempuan sehingga ia dipecat dari pekerjaannya dan rumahnya disita.

Karena tidak ada tempat terdekat yang bisa dituju, mereka terpaksa menumpang di rumah Zainuddin untuk sementara. Aziz pergi ke Banyuwangi untuk mencari pekerjaan dan menitipkan Hayati sampai ia mendapat pekerjaan. Tak lama, datang berita tentang Aziz bunuh diri di sebuah hotel. Di dekat mayat Aziz ditemukan surat untuk Zainuddin. Isinya menerangkan bahwa Aziz ingin mengembalikan Hayati kepada Zainuddin.

Zainuddin tidak bisa menerima Hayati sebagai istrinya karena Hayati pernah mengkhianati dan menyakitinya. Meskipun Hayati telah meminta maaf dan bersikeras akan tetap tinggal di rumah Zainuddin, Zainuddin tetap pada pendiriannya.

Akhirnya, Hayati dipulangkan ke kampung halamannya. Sebelum pergi dari rumah Zainuddin, Hayati berusaha menulis surat untuk Zainuddin. Kemudian, ia diantarkan oleh Muluk sampai ke pelabuhan. Sebelum naik kapal van der wijck, ia menitipkan surat itu kepada Muluk.

Setelah membaca surat Hayati, Zainuddin menyadari bahwa cinta Hayati masih tulus. Ia pun berniat akan mengajak Hayati kembali ke rumahnya. Zainuddin segera menyusul Hayati. Akan tetapi, sirnalah harapannya Karena kapal yang ditumpangi Hayati tenggelam. Akibat kecelakaan itu, Hayati meninggal. Tak lama, Zainuddin pun jatuh sakit sampai akhirnya meninggal, menyusul cinta sejatinya.

Sinopsis Cerpen “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga” Karya Kuntowidjoyo

Cerpen “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga” mengisahkan seorang anak laki-laki bernama Buyung yang menyukai bunga, tetapi ditentang keras oleh ayahnya. Cerita dimulai dengan kepindahan keluarga Buyung dari desa ke kota. Di kota, rumahnya bersebelahan dengan sebuah rumah berpagar tembok tinggi. Dari orang-orang, Buyung mendapat kabar bahwa rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang hidup sendiri. Karena terdorong rasa penasaran yang kuat, akhirnya ia mengintip rumah itu dengan naik ke pagar tembok melalui pohon kates di pekarangan rumahnya. Ia kaget ketika menyaksikan pemandangan halaman rumah itu yang penuh dengan banyak bunga. Namun. Ia tak berhasil melihat kakek. Ia pun bertanya pada orang-orang tentang kakek, tetapi tak satu pun yang mengetahuinya. Walaupun kawan-kawannya mengejek, ia tetap mencari informasi  tentang kakek. Sampai suatu hari, ia bisa bertemu  kakek itu secara dekat. Pada pertemuan pertama, kakek memberinya bunga yang diselipkan pada tangannya. Anehnya, ia langsung mencintai bunga itu. Ayahnya menentang dan menghancurkan bunga itu. Buyung merasa sedih.
Sejak itu, Buyung sering mengunjungi rumah kakek dan pulang membawa bunga ke rumah. Bunga itu ia simpan di kamarnya. Ayahnya marah besar melihat hal itu. Akhirnya terjadilah perang dingin antara ia dan ayah. Ia menghindari bertemu ayah. Ia lebih memilih mengurung diri di kamar sambil menatap bunga-bunga atau pergi ke rumah kakek. Ayahnya tak menyukai hal tersebut, maka disuruhlah Buyung bekerja di bengkel yang berada di halaman rumah. Praktis, seluruh waktu yang dimilikinya habis untuk sekolah, mengaji, dan bekerja. Ia hampir tak punya waktu untuk berkunjung ke rumah kakek. Ketika ada kesempatan, barulah ia dapat menemui kakek. Saat itu, ia menanyakan pekerjaan kakek. Kakek menjawab bahwa ia mencari hidup sempurna melalui bunga. Ia juga bertanya pada ayah. Ayahnya menjawab bahwa ia mencari hidup sempurna melalui bekerja. ”Engkau mesti bekerja. Sungai perlu jembatan. Tanur untuk melunakkan besi perlu didirikan. Terowongan mesti digali. Dam dibangun. Gedung didirikan. Sungai dialirkan. Tanah tandus disuburkan. Mesti. Mesti, Buyung! Lihat tanganmu!” kata ayahnya. Buyung pun menemukan jawaban bahwa kedua tangannya harus digunakan untuk bekerja. Kemudian, cerita ditutup dengan sebuah kalimat singkat, ”Bagaimanapun aku adalah anak ayah dan ibuku”.
******

Cerita yang sungguh menarik bukan? Berkisah tentang bunga. Biasanya bunga memang disukai perempuan. Akan tetapi, bagaimana jika ada laki-laki yang menyukai bunga? Salahkah? Pengarang akhirnya mengangkat pertanyaan itu ke dalam sebuah cerpen. Pengarang berani mendobrak suatu kebiasaan yang ada di masyarakat. Ide yang berkembang bahwa seorang laki-laki harus jantan, tidak boleh feminim, dan tidak boleh menyukai sesuatu yang hanya boleh dilakukan perempuan, ia langgar.
Cerita pendek selalu bisa mencatat hal-hal yang kadang kala jauh berada di luar main-stream pemikiran biasa. Ia bisa menukik – bahkan  kadang tak terduga – dan menggedor atau menentang teori-teori yang berkembang dalam membedah sebuah kasus. Seno Gumira Ajidarma, salah seorang sastrawan terkemuka di Indonesia, pernah mengatakan dalam sebuah kredonya bahwa fiksi adalah pembocoran dari sebuah fakta. Fiksi – dalam pandangan Seno – harus mampu menuliskan realita lain dari fakta yang dibekukan secara politis. Kuntowidjoyo dalam cerpen ini telah melakukan hal itu. Ia tidak berbicara tentang bunga yang disukai perempuan, tetapi seorang laki-laki yang mencintai bunga. Lebih dari itu, ada hal penting yang juga menarik diungkit, yaitu gambaran bagaimana seseorang harus memandang hidup. Hal itu pengarang sampaikan melaui tokoh-tokohnya. Tokoh kakek memandang hidup untuk mencari ketenangan jiwa (ia mendapatkannya melalui bunga-bunga). Sebaliknya, tokoh ayah menganggap hidup untuk bekerja (cenderung mementingkan dunia).
Bagaimanakah Anda memandang hidup ini?
Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy