RSS
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

Mengejar Mimpi


Alhamdulillah, akhirnya nyampe juga ke bulan November. Selamet datang November. Bulan baru, semangat pun harus baru! ^__^

Mari kita merangkai hari-hari yang indah nan ceria selama sebulan ke depan. Mari kita jalankan rencana yang sudah disusun. Mari kita susun rencana untuk hari esok dan masa depan. Semoga bulan ini bertabur berkah, hikmah, dan bahagia.

Kawan, btw menurutmu apa yang membuat seseorang bisa bertahan dalam menjalani liku-liku kehidupan hingga detik ini? Tanyakan pada dirimu, apa yang membuatmu bertahan di antara segala terjangan badai ujian? Apa yang membuatmu tegar di antara segala himpitan masalah? Apa yang menjadikanmu kuat menghadapi segala musibah? Hmm, silakan renungkan sendiri. Jika sudah punya jawabannya, kamu bisa bertukar pikiran denganku.

Sambil menunggumu merenung, saya ingin mengungkapkan jawaban saya (hehe). Menurut saya, jawabannya sangat sederhana, yakni impian alias harapan. Yup, impianlah yang membuat seseorang tidak mudah menyerah. Impianlah yang membuat seseorang rela menempuh kerasnya arus kehidupan. Demi mewujudkan sebuah mimpi, seseorang akan mengorbankan apa pun yang dimilikinya, entah itu harta, tenaga, waktu, pikiran, bahkan mungkin nyawa sekali pun.

mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah
tanpa lelah
sampai engkau meraihnya

Masih ingat dengan penggalan lirik di atas? Yup, itu adalah sepenggal lagu sountrak film Laskar Pelangi yang dinyanyikan grup band Nidji. Tuh, betul kan? Kata Giring Nidji, mimpi adalah kunci. Kalau tak punya kunci, bagaimana mungkin kita bisa memasuki dunia yang luas ini?

Jadi kawan, kita harus punya impian, apa pun impian itu. Bukankah kita menjalani hidup untuk meraih impian? Bukankah kita melalui hari untuk mewujudkan harapan? Impianlah yang membuat hidup lebih "HIDUP". Harapanlah yang menjadikan kita bersemangat. Jika tak punya mimpi,
untuk apa hidup??? Jadi, jangan takut bermimpi! Yakinlah, Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu! Percayalah, Tuhan pasti mendengar mimpi-mimpimu!

Kalau suatu hari nanti mimpi kita tak menjadi kenyataan, tak perlu frustasi,
apalagi berkecil hati, bahkan sampai bunuh diri (ih, nauzubillah..). Bersikaplah bijaksana. Ada tips yang bisa dilakukan jika mimpi tak sesuai kenyataan:
(1) Bertindaklah selalu secara fleksibel dan dinamis,
(2) Berpikirlah bahwa inilah yang terbaik untuk kita,
(3) Tetap siapkan metal pemenang!

Ayo, raih mimpimu! Kejar mimpimu! Gelorakan semangatmu! ^___^

Rencana Allah Tetap yang Terbaik


Rencana sangat penting untuk dibuat. Agar melakukan kegiatan atau pekerjaan apa pun dengan baik, kita harus menyiapkan sebuah rencana terlebih dulu. Dengan rencana yang sudah disusun secara matang, kita akan lebih mudah menemui keberhasilan. "Jika Anda gagal membuat rencana, berarti Anda merencanakan kegagalan," begitu petuah orang bijak. Memang betul, tanpa rencana, kita akan kehilangan arah dalam melangkah.
 
Sepandai-pandainya menyusun rencana, kita tetaplah manusia. Sebagai manusia yang lemah dan terbatas, kita hanya sanggup merencanakan, tapi Allahlah sebaik-baik Pembuat rencana. Jika segala yang terjadi dalam kehidupan ini tak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, tak usah sakit hati, apalagi putus asa. Sebaiknya kita ingat saja 1 hal: rencana Allah sungguh indah. Jadi, biarlah semua berjalan sesuai rencana-Nya. 
 
Meski begitu, tentu saja kita tetap boleh berharap semoga semua rencana baik yang kita buat akan diwujudkan oleh-Nya. Semoga semua harapan dan impian baik kita akan segera menjelma menjadi nyata, tak sekadar angan-angan belaka. amin.

Sesungguhnya Wanita Itu Cantik

Siapa yang ingin terlihat cantik? Ayo, angkat tangan! :D. Yup, Semua wanita pasti ingin terlihat cantik di mata orang lain (ngaku aja deh, hehe...). Nah, kalo pengen tahu apa kriteria cantik hakiki, yuk baca tulisan di bawah! Bagus loh... ^_^

Ada cara yang mudah dan murah untuk membuat perempuan cantik meskipun secara fisik mereka kurang menarik. Yang pertama kali harus dilakukan adalah mendefinisikan kembali makna cantik tersebut. Cantik bukan masalah fisik semata. Kecantikan sejati juga bisa diraih dengan memaknakan kecantikan sebagai berikut:

1. Kecantikan perempuan ada dalam iman taqwanya yang menyejukkan mata kaum laki-laki.

Seorang perempuan yang menghias jasmaninya dengan iman dan taqwa akan memancarkan cahaya surga. Dengan kepatuhannya menjalankan ibadah, ia akan memesona.Yang kuasa akan memberikannya kecantikan abadi, magnet alami. Tak perlu kosmetik, parfum atau penampilan berlebih, laki-laki akan tertarik padanya.

2. Kecantikan perempuan ada pada kehangatan sikapnya yang mampu menggetarkan sensifitas dan kecintaan pria.

Secara umum laki-laki memang responsif terhadap perempuan yang bagus fisiknya. Tapi ketertarikan itu tak kekal, bisa membuat laki-laki bosan. Kehangatan kasih sayang dan cinta kasih yang tuluslah yang akan membuat sang pria nyaman berada di sisinya. Tak bisa melupakannya.

3. Kecantikan Perempuan ada pada kelembutan sikapnya

Kelembutan bukan berarti lembek dan manja. Kelembutan seperti roti. Meskipun sedikit, tapi mengenyangkan. Dari toko roti manapun roti berasal, ia tetap lembut. Jadi perempuan dari suku manapun bisa tetap lembut, pada pasangannya, pada anak-anaknya. Asalkan ia mau berusaha.

4. Kecantikan perempuan berada dalam pandangannya yang teduh dan suaranya yang hangat.

Walau mata tak seindah bintang kejora, setiap perempuan bisa memiliki mata embun. Teduh. Sejuk. Tak gampang emosi. Menyikapi tingkah laku sekitarnya secara bijak. Ia selau berprasangka baik. Perkatannya bukan pisau yang menikam. Perkataannya adalah bara yang menyalakan semangat di dada. Tak ada kata sia-sia yang terucap dari bibirnya.

5. Kecantikan perempuan berada dalam senyumannya yang menambah kecantikannya dan membuat gembira hati orang yang melihatnya.

Senyum adalah sedekah. Murah senyum tanpa bermaksud menggoda apalagi berlebihan bisa membuat wajah indah. Meskipun berwajah rupawan, tapi jika malas tersenyum, hanya aura negatif yang akan ditangkap oleh orang-orang di sekitarnya

6. Kecantikan perempuan berada pada intelektualitasnya

Ukuran intelektual bukan pada gelar sarjananya atau di mana ia pernah menuntut. Banyak ilmu-ilmu yang bisa dipungut dari sekitar, yang membuat si perempuan mejadi cerdas. Kehidupan adalah sekolah yang tak pernah tamat sebelum ajal menjelang. Tak ada sekolah untuk menjadi istri yang baik. Tak ada universitas yang melahirkan ibu yang baik. Ruang dan waktulah yang akan menempa perempuan menjadi istri dan ibu yang baik.

7. Kecantikan perempuan berada pada seberapa jauh pengetahuannya akan tanggung jawabnya terhadap keluarga, rumah, anak-anak , masyarakat dan umat manusia.

Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Seberapa jauh pengetahuan seorang perempuan akan terlihat dari tingkah laku keluarganya. Ia selalu berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Mengambil peran penting dalam rangka memperbaiki lingkungan. Lihatlah laki-laki sukses di jagat raya. Dibalik kesuksesannya, pasti ada perempuan tangguh yang menemaninya. Menjadi pendukung nomor satu, tempat kembali saat sang pahlawan lelah berjuang.

8. Kecantikan perempuan berada pada kemampuan dan keinginannya untuk memberi.

Orang bisa miskin harta, tapi ia bisa kaya hati. Selalu memberi, tanpa mengharap imbalan yang berarti. Ia senang ketika orang lain senang. Ia sedih ketika orang lain sedih. Kemurahan hatinya membuat wajahnya bersinar. Membuat ia selalu dirindukan, meskipun sosoknya biasa-biasa saja.

Sahabatku...
Kecantikan-kecantikan ini sifatnya abadi.
Akan dikenang meskipun si perempuan telah tiada.
Tidak seperti kecantikan lahiriah yang sementara.
Setelah tua, ketika senja menyapa, ia tak menarik lagi.
Manakah yang akan Anda pilih?
Kecantikan sementara atau kecantikan abadi?


Sumber: kata2-hikmah-ofa.blogspot.com

AYO, MUDIK!


Sepekan terakhir sebelum lebaran, stasiun televisi di tanah air rame-rame menayangkan siaran mudik. Yup, mudik adalah ritual tahunan menjelang lebaran. Biasanya mudik dialami oleh para pendatang yang mengadu nasib ke ibu kota atau ke kota lain. 

Meskipun harus menempuh jarak ratusan bahkan ribuan kilo, mereka tetap antusias untuk pulang ke kampung halaman. Supaya bisa berlebaran di tanah kelahiran, mereka rela kepanasan, kehujanan, terkena angin, bahkan menghabiskan waktu seharian di perjalanan. Demi berkumpul kembali dengan keluarga tercinta, segala ketidaknyamanan selama mudik tetap mereka hadapi. Setelah sekian lama berpisah dengan keluarga, setelah sekian waktu dipisahkan jarak, mudik akan menjadi alasan penting untuk kembali berkumpul dengan mereka. Bagaimana pun berlebaran di tengah-tengah orang terdekat lebih terasa menyenangkan. Itulah alasan kuat yang mendorong para pemudik untuk merayakan lebaran di kampung halaman. 

Konsekuensi logis dari ritual mudik itu telah menyebabkan angkutan umum kebanjiran penumpang. Bila tak pandai-pandai memesan tiket, kemungkinan untuk pulang tinggal impian. Makanya, banyak pemudik yang mempersiapkan dan memesan tiket jauh-jauh hari. Akibat lainnya, jalanan menjadi penuh oleh kendaraan, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Tentu saja kemacetan tak bisa dihindari. Akhirnya, mereka harus rela berpanas-panas ria selama perjalanan. Bahkan, musibah kecelakaan tak ayal sering terjadi. Entah itu karena faktor kendaraan, kondisi jalan, atau kesalahan sopir selama mengemudi. Tapi, tetap saja hal itu tak menurunkan minat, apalagi menciutkan nyali para pemudik untuk pulang.

Selain rintangan yang saya sebutkan di atas, para pemudik pun kerap dihadapkan pada berbagai praktik dan aksi kriminal. Mereka menjadi incaran para pencopet, penjambret, penodong, pembius, penghipnotis, bahkan pembunuh. Hiy, serem! 

Umumnya aksi-aksi kejahatan tersebut terjadi di berbagai kendaraan umum atau tempat-tempat umum yang didatangi pemudik, seperti terminal, stasiun, atau bandara. Di berita-berita sering ditayangkan korban dari aksi kejahatan tersebut. Sungguh tragis nasib korban. Miris sekali melihat kenyataan itu. Selain kehilangan harta benda yang dibawa, tubuh mereka mengalami luka-luka atau minimal pingsan. 

Hmm, tampaknya para pelaku kriminal memang telah lihai mencari korban. Maka, pemudik harus ekstra hati-hati. Untuk menghindari aksi kejahatan selama perjalanan mudik, kawan-kawan harus selalu siaga. Ingat, kata Bang Napi, "Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat, tapi juga karena ada kesempatan, jadi waspadalah! Waspadalah!"

Berikut beberapa tips mudik (terutama jika memakai kendaraan umum):
(1) siapkan kondisi fisik yang prima, pakai pakaian dan sepatu atau sandal yang nyaman, pastikan baterai dan pulsa dalam keadaan penuh;
(2) bawa barang-barang seperlunya saja, hindari membawa barang-barang berharga;
(3) sering-seringlah berzikir, jangan melamun selama perjalanan (apalagi memikirkan saya :p) karena dengan pikiran yang kosong mudah terhipnotis;
(4) jangan mudah akrab dengan orang asing yang baru dikenal karena konon katanya hipnotis bisa terjadi melalui perbincangan;
(5) jangan menerima makanan atau minuman sembarangan karena bisa jadi telah tercampur dengan obat bius;
(6) tetap bersabar jika menemui kemacetan dan jangan panik; dan

(7) jagalah barang bawaan Saudara dan jangan meninggalkannya sembarangan. 

Itulah beberapa tips sederhana yang bisa kawan-kawan lakukan saat mudik. Selamet mudik, kawan. Semoga perjalananmu lancar dan menyenangkan. Selamet berkumpul kembali dengan keluarga tercinta. ^__^

Menjaga Spirit Ramadhan


Tak terasa kini kita sudah memasuki hari ke-25 Ramadhan. Cepat sekali hari berganti. Tahu-tahu Ramadhan akan segera pergi. Sedih rasanya. Jika dulu para sahabat Rasululllah sangat antusias menyambut Ramadhan dan merasa sedih saat Ramadhan pergi, hal itu memang wajar. Siapa yang tak akan bergembira bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan? Siapa yang tak akan sedih berpisah dengan bulan Ramadhan? Pasti tak ada. Semua kaum muslim pasti akan merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan para sahabat.

Ramadhan memang bulan mulia. Hari-harinya begitu istimewa. Di bulan ini Allah mengobral pahala untuk hamba-Nya agar makin giat beribadah. Amalan wajib akan dilipatgandakan berkali-kali lipat, sementara amalan sunnah akan dinilai sama seperti amalan wajib. Karena itu, banyak kaum muslim yang berlomba-lomba mengerjakan kebajikan di bulan mulia ini. Selain berlimpahnya pahala, banyak momen penting yang terjadi di bulan mulia ini, yaitu turunnya Alquran yang merupakan kitab suci agama Islam dan pada malam sepuluh terakhir ada malam lailatul qadar (malam yang lebih baik daripada seribu bulan). 

Bagi saya, Ramadhan adalah bulan istimewa. Selalu ada nuansa bahagia yang saya rasakan saat menjalaninya. Selalu ada cerita indah yang saya dapatkan saat melaluinya. Ah, semoga spirit Ramadhan akan tetap hidup di hati saya juga kawan-kawan meski Ramadhan akan segera pergi. Semoga predikat takwa yang memang tujuan diperintahkannya shaum akan kita dapatkan. Semoga setelah Ramadhan ini kita menjelma menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik. Yang tak kalah penting, semoga kita masih diberi kesempatan untuk berjumpa lagi dengan Ramadhan tahun mendatang. Amin ya rabbal alamin.

Apakah Kamu Bahagia?


"Apakah kamu bahagia?" 

Pernahkah kamu mendapat pertanyaan begitu, kawan? Jika belum, sekarang saya akan bertanya. Apakah kamu bahagia, kawan? Tak perlu dijawab buru-buru. Silakan merenung jika kamu perlu waktu untuk menjawabnya (hehe).

Memang, setiap insan yang bernafas akan mendambakan rasa bahagia. Bohong banget kalau ada orang yang tidak ingin hidupnya bahagia atau malah ingin sengsara. Bahkan, siapa pun akan berlomba-lomba melakukan berbagai cara demi mengejar kebahagiaan yang ingin digapainya. Entah itu kebahagiaan untuk dirinya atau kebahagiaan untuk orang-orang yang dikasihinya. Betul? :D

Apa itu bahagia? Bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yg menyusahkan); beruntung (KBBI). 

Jika definisi bahagia dikembalikan kepada manusia, tentu saja setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang kebahagiaan. Dalam kehidupan nyata, ada orang yang merasa bahagia jika mempunyai kendaraan mewah, rumah megah, tanah berhektar-hektar, harta melimpah, uang banyak, perhiasan menumpuk, jabatan mentereng, kedudukan tinggi, atau karier cemerlang. Ada juga yang merasa bahagia jika dirinya menjadi orang terkenal alias populer di tengah masyarakat. Banyak juga yang merasa bahagia jika memiliki keluarga terpandang atau berasal dari keluarga terhormat atau memiliki istri cantik dan anak-anak lucu. Bahkan, ada juga yang merasa bahagia jika bisa memiliki wajah tampan atau cantik dan tubuh indah atau atletis supaya dipuji-puji orang banyak.

Itu persepsi bahagia dari sudut pandang manusia. Tak heran kalau akhirnya kita menyaksikan mereka berjuang sekuat tenaga dan berkorban tenaga, waktu, pikiran, dan dana untuk mewujudkan kebahagiaan itu. Berdasarkan kenyataan, sering juga yang terjadi kemudian adalah mereka tetap belum merasa bahagia meski apa yang mereka idam-idamkan telah diraihnya. Banyak orang yang dikaruniai harta melimpah dan keluarga terpandang, namun hidupnya merana. Tak sedikit yang dianugerahi kepopuleran, ketampanan atau kecantikan, dan kemewahan hidup, namun hidupnya sengsara. Sebaliknya, ada juga yang hidupnya tidak bergelimang harta, namun merasa bahagia.

Loh kenapa begitu? Hal itu karena definisi bahagia yang diciptakan manusia hanyalah kebahagiaan yang bersifat semu alias sementara. Jadi, wajar jika perasaan bahagia itu hanya dapat dirasakan sesaat. Lalu, adakah kebahagiaan sejati dan hakiki? Oh, tentu saja ada. 

Bagi seorang muslim, kebahagiaan hakiki adalah tercapainya ridho Allah. Nah, agar bisa meraih ridho Allah, seorang muslim akan menjalani hidupnya sesuai dengan arahan Allah. Dengan kata lain, ia akan melakukan apa pun yang disukai Allah dan meninggalkan apa pun yang dibenci Allah. Ia akan bahagia jika berhasil melakukan berbagai kebaikan yang diperintahkan-Nya. Ia akan bahagia jika berhasil membuat saudaranya bahagia. Ia akan bersyukur jika dianugerahi nikmat dan akan bersabar jika ditimpa musibah. Kesulitan dan kesengsaraan hidup yang dialami tidak akan membuatnya frustrasi. Meski orang-orang di sekelilingnya memandang negatif, ia tidak akan goyah oleh pandangan tersebut. Yang ia utamakan hanyalah pandangan Allah.

Begitulah definisi kebahagiaan menurut Islam, kawan. Kebahagiaan seperti itulah yang sedang saya coba wujudkan. Yuk kita ubah persepsi kebahagiaan dalam benak kita agar sesuai dengan Islam! Dengan begitu, kita tidak akan terjebak oleh kebahagiaan semu dan hanya fokus mengejar kebahagiaan hakiki.

Ngomong-ngomong, sudahkan kamu menemukan jawaban dari pertanyaan saya di atas? :D. Jika kamu penasaran dengan jawaban saya, inilah jawaban saya:
saya bahagia karena terlahir sebagai muslimah.
saya bahagia karena diberi kesempatan mengenal Islam kafah.
saya bahagia karena diberi kesempatan berada dalam barisan kamu muslimin penerus risalah nabi-Nya.
saya bahagia karena terlahir di tengah keluarga muslim.
saya bahagia karena terlahir sebagai putri ibu saya.
saya bahagia karena terlahir sebagai putri ayah saya.
saya bahagia karena terlahir sebagai kakak dari adik-adik saya.
saya bahagia dengan semua limpahan rahmat dan nikmat-Nya.
saya bahagia dengan apa yang saya miliki sekarang.

Ya Allah... jadikan kebahagiaan ini sebagai jalan mendapat ridho-Mu.
Ya Allah... izinkan aku meraih kebahagiaan hakiki nan sejati.
Amin ya Rabbal alamin.

Orang Cerdas, Ingat Mati


Hari itu, Oktober 2007, dosen pembimbing skripsi saya meninggal dunia. Kabar duka tersebut tentu saja mengejutkan semua pihak. Pasalnya, sebelumnya beliau terlihat sehat-sehat saja. Bahkan, pagi hari sebelum meninggal, beliau sempat mengajar di kampus. Nah, setelah mengajar, beliau membaca koran di ruang dosen. Saat itulah ada dosen yang menyaksikan beliau tiba-tiba terjatuh dari kursi. Saat diangkat, ternyata denyut nadi beliau sudah berhenti.

Saya sendiri sangat terkejut ketika mendengar berita duka itu. Waktu itu saya sedang dalam perjalanan menuju kampus ketika mendapat kabar tersebut. Hari itu saya bermaksud menghadap beliau untuk meminta tanda tangan persetujuan mengikuti sidang skripsi. Malam sebelumnya saya sempat menelepon beliau untuk membuat janji. Ketika berbicara di telepon beliau meminta saya untuk menemuinya pada pukul 12 siang. Ternyata beliau telah dipanggil Allah sebelum pukul 12.00.

Menyaksikan hal tersebut saya seperti disadarkan tentang kematian. Kematian memang rahasia-Nya. Hanya Tuhan yang tahu batas usia hamba-Nya. Saya dan siapa pun di dunia ini tidak mengetahui kapan ajal akan tiba. Nabi dan rasul-Nya pun tidak mengetahuinya. Bahkan, orang yang tidak lama lagi akan meninggal pun tidak mengetahuinya sama sekali. Buktinya apa yang terjadi pada dosen saya itu. Kalau beliau tahu akan meninggal besok, tidak mungkin membuat janji dengan saya kan?

Selain tidak mengetahui waktu pasti ajal menjemput, manusia juga tidak akan sanggup memajukan atau memundurkannya. Ketika kematian menghampiri, tak ada yang bisa mencegahnya. Meski bersembunyi di gedung paling tinggi atau di gua paling gelap pun, ketika ajal datang, kita tidak bisa menghindarinya. Kematian bisa terjadi kapan pun, di mana pun, dan dalam kondisi apa pun. Tak peduli orang itu sehat atau sakit, tua atau muda, kaya atau miskin, susah atau senang. Begitulah, kematian termasuk ketetapan-Nya yang tidak bisa diotak-atik lagi.

Bagi kita, tak perlu memikirkan kapan kita akan mati karena jelas kita tidak mengetahuinya. Itu bukan berarti kita melupakan kematian. Tentu saja kita harus senantisa mengingatnya karena dengan mengingat kematian kita akan termotivasi untuk menyiapkan bekal terbaik. Bahkan, Rasulullah telah menyebutkan bahwa orang yang senantiasa mengingat kematian dan menyiapkan bekal untuk menghadapinya termasuk orang yang cerdas.

Berikut sabda Rasulullah saw.:
"Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian." [HR at-Tirmidzi]

Dari Ibnu ‘Umar r.a. ia berkata: Saya datang kepada Nabi saw., kami serombongan sebanyak sepuluh orang. Kemudian ada seorang laki-laki Anshar bertanya, “Wahai Nabiyallah, siapa orang yang paling cerdas dan paling teguh di antara manusia?” Nabi saw. bersabda, “Orang yang paling banyak mengingat mati di antara mereka dan orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat.”  [HR Ibnu Abid-Dunya di dalam kitabul-Maut. Thabrani di dalam Ash-Shaghir]

Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw., “Siapa di antara orang-orang mukmin itu yang lebih utama ?” Nabi saw. menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya di antara mereka.” Orang tersebut bertanya lagi, “Siapakah di antara orang-orang mukmin yang paling cerdas/cerdik?” Nabi saw. menjawab, “Orang yang paling banyak ingat mati di antara mereka dan orang yang paling baik persiapannya untuk kehidupan selanjutnya. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” [HR Baihaqi di dalam kitabuz-Zuhud]

Jelaslah yang penting adalah menyiapkan bekal untuk menghadapi kematian. Yang penting menjalani kehidupan di dunia dengan benar. Yang penting mengisi kehidupan ini dengan kebajikan-kebajikan. Yang penting mengoptimalkan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada-Nya dan berbuat baik kepada makhluk-Nya. Pada akhirnya nanti, saat kematian itu datang, kita tidak akan menyesal karena telah menyia-nyiakan kehidupan di dunia. Semoga nanti kita menemui kematian dalam keadaan khusnul khatimah. Amin.

Peran Perempuan dalam Kebangkitan Umat


Mutiara, begitu nama gadis itu. Ia gadis yang cerdas, dinamis, dan berwawasan luas. Usianya masih muda. Beberapa hari yang lalu ia telah diwisuda dan meraih gelar sarjana dari salah satu universitas negeri ini.

Mutiara termasuk salah satu perempuan terpelajar. Bahasa kerennya sih well educated woman. Ia beruntung bisa mengenyam bangku sekolah, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Apakah kamu seberuntung Mutiara? Bersyukurlah jika kamu pun bisa bersekolah dan berkuliah. Bukankah tak semua perempuan di negeri ini mampu untuk kuliah? Jadi, syukuri apa yang ada (meminjam liriknya D’Masiv, hehe).

Saat ini kaum perempuan memang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam bangku pendidikan. Tak hanya sampai sekolah menengah atau atas, mereka juga memiliki hak yang sama untuk bersekolah hingga perguruan tinggi. Jika melihat fakta di lapangan, jumlah kaum perempuan yang telah atau sedang mengemban pendidikan tinggi, mulai dari tingkat D3 sampai S3 makin banyak. Tentu saja, fakta ini amat menggembirakan, kawan.

Dengan kondisi kaum perempuan saat ini yang telah terdidik, mereka bisa menjadi sosok yang mampu memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mengangkat keterpurukan negeri ini. Betul kawan, kita tengah dilanda keterpurukan. Bukan hanya negeri kita, semua negeri-negeri kaum muslimin berada di jurang kehancuran. Yah, kaum muslim sudah terpuruk sekian lama. Mereka tak punya wibawa di mata dunia. Mereka tak punya institusi yang melindungi kehormatannya. Meski negeri mereka sudah merdeka, hakikatnya mereka masih dijajah asing. Negeri mereka menjadi incaran kaum imperialisme. Kekayaan alam negerinya dikeruk oleh penjajah. Para penguasa yang ada di negerinya telah menjadi boneka barat alias antek kafir.

Sudah saatnya kita bangkit dari keterpurukan ini, kawan. Nah, perempuan terpelajar memiliki peran penting dalam proses kebangkitan ini. Yupz, mereka memiliki potensi besar dalam membangun peradaban. Bukankah dalam sebuah pepatah dikatakan bahwa maju mundurnya sebuah bangsa berada di pundak perempuan? Jika perempuannya baik, akan kokohlah sebuah bangsa. Namun, jika perempuannya rusak, akan hancurlah sebuah bangsa. Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa kaum perempuan memang berperan dalam membangun sebuah bangsa. Mereka bisa berperan secara langsung dengan menyumbangkan ilmu dan keahliannya atau secara tidak langsung dengan menjadi pendidik generasi muda.

Kawan, alangkah hebatnya bukan jika peran itu bisa berjalan? Kontribusi mereka pasti amat berarti dalam mempercepat proses kebangkitan. Namun sayang seribu sayang, fakta mengatakan sebaliknya. Kondisi kaum perempuan saat ini tengah tergerus kemajuan semu kapitalisme. Dengan alasan modernitas dan profesionalisme, mereka telah meninggalkan peran strategisnya. Ilmu dan keahlian mereka pun malah dimanfaatkan oleh para kapitalis. Bahkan, perempuan telah dijadikan objek untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah. Iklan mobil, misalnya, kurang terasa lengkap tanpa kehadiran perempuan dengan pakaian terbuka di sampingnya. Ironis banget bukan? Betul betul betul :D.

Berdasarkan fakta itu, dapat kita katakan bahwa potret kaum perempuan terpelajar saat ini tengah mengalami dilema alias masalah pelik. Setidaknya, ada dua dilema yang dihadapi mereka, yakni disorientasi peran antara rumah tangga dan publik (karier) dan pembajakan intelektual (pemanfaatan ilmu dan keahliannya untuk kepentingan ekonomi kapitalis.

Dilema itu menimbulkan dampak yang besar. Dilema pertama menimbulkan hancurnya institusi keluarga dan generasi masa depan karena perempuan telah meninggalkan tugas utamanya sebagai ibu pencetak dan pendidik generasi masa depan. Dilema kedua tak kalah hebatnya, yakni pada tingkat lanjut akan terjadi kehancuran peran intelektual terpelajar dan jatuhnya kedudukan mereka sekadar sebagai agen ekonomi dan buruh murah yang memperkuat bercokolnya para kapitalis.

Kawan, penyebab keterpurukan negeri ini juga kehancuran kaum perempuan adalah mereka mencampakkan agamanya. Kaum muslim tidak lagi menjadikan Islam sebagai pedoman dalam kehidupannya. Tidak menjadikan halal dan haram sebagai tolok ukur perbuatannya. Mereka juga tidak menerapkan aturan yang berasal dari Tuhannya.. Malahan, mereka memakai aturan hidup kapitalisme buatan manusia yang telah terbukti kerusakannya. 

Bagaimana menyelamatkan kaum perempuan dari jeratan kapitalisme? Jawabannya sederhana, kembalilah pada Islam. Sudah seharusnya kita menerapkan aturan Allah di muka bumi. Bukankah dulu juga terbukti bahwa Islam dengan syariatnya yang mulia dan diterapkan oleh khalifah telah memuliakan perempuan dan mendukung kemajuan perempuan?

Wakil Rakyat yang Tak Merakyat


Selama perjalanan tadi aku tidak menghabiskan waktu dengan membaca seperti biasa. Hari ini cuaca cerah. Matahari bersinar hangat menerangi semesta. Langit terlihat biru bersih. Maka, kuputuskan untuk menghabiskan waktu dengan menikmati keindahan sekitar. Tak henti-hentinya mataku menengadah. Takjub dengan pesona alam raya.

Turun dari motor, aku langsung naik angkutan menuju Bogor. Kupilih tempat duduk di samping pak sopir. Tak berapa jauh dari angkot, tampak seorang bapak sedang mengorek-ngorek tempat sampah. Ia mencari-cari botol bekas minuman, kemudian dipindahkan ke karung yang digendong di punggungnya. Melihat gelagatnya, aku bisa menyimpulkan bahwa bapak itu seorang pemulung. Penampilannya jauh dari kesan bersih. Pakaiannya kumal dan kotor. Tanpa alas kaki pula. Namun, langkahnya gesit. Gerakannya cekatan tanpa terganggu oleh aroma sampah yang mengeluarkan bau tak sedap. Tampaknya ia begitu menikmati pekerjaannya.

Setelah hampir dipenuhi penumpang, angkot itu mulai melaju mulus di jalan aspal. Di tengah jalan, seorang bapak separuh baya menyetop angkot. Di sampingnya ada dua keranjang besar berisi pisang matang yang siap dijual. Ia menaikkan keranjang itu dengan susah payah. Meski badannya tak lagi kekar, ia terlihat bersemangat.

Selang beberapa lama, angkot kembali berhenti. Seorang ibu naik dengan menenteng kantong plastik besar. Bagian atas kantong plastik itu dibiarkan terbuka. Dari sana terlihat bahwa ia membawa kripik singkong pedas yang dibungkus oleh plastik ukuran seperempat kilogram. Ternyata si ibu akan memasarkan kripik hasil karyanya.

Memasuki wilayah Kota Bogor, makin banyak orang yang kutemui di pinggir jalan. Seorang laki-laki sedang berjalan sambil menenteng papan display pernak-pernik. Di seberang jalan, tampak seorang bapak mendorong gerobak bubur ayam. Tak jauh dari tempat si bapak tadi, seorang ibu sedang sibuk melayani anak-anak SD yang berkerumun di meja dagangannya.

Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang. Ketika kualihkan pandangan ke samping kiri, ada seorang kakek sedang memikul barang dagangan. Langkahnya begitu lunglai dan kepayahan. Tak sanggup aku menatapnya. Mataku tiba-tiba memanas. Meski begitu, si kakek tetap berusaha berjalan.

Semakin mendekati pasar tradisional, semakin banyak orang-orang yang sedang berjuang mengais rupiah. Kuli panggul dan pedagang asongan sibuk berjalan hilir mudik. Pedagang kaki lima tampak berjejer di pinggir jalan dan memenuhi sudut-sudut pasar. Para pengamen mulai naik satu persatu ke setiap angkot. Lalu, menyanyikan beberapa bait lagu dengan suara pas-pasan dan alat musik ala kadarnya. Suara mereka bersahut-sahutan dengan bunyi klakson. Menambah suasana makin bising dan ramai.

Melewati lampu merah, keadaan lebih memprihatinkan. Beberapa ibu berpakaian compang-camping sambil menggendong anak mengulurkan tangannya ke mobil-mobil mewah yang sedang berhenti. Anak-anak kecil berpakaian kumal bergerombol di pinggir jalan. Satu dua dua naik ke angkot dan menyanyikan lagu. Beberapa pengamen muda bergegas mendekati pintu angkot, mengucapkan kalimat basa-basi, lantas bernyanyi dengan suara fals, lalu menagih imbalan dengan nada agak memaksa. Kemudian, ngeloyor pergi dengan umpatan kecil jika tak ada penumpang yang memberinya uang.

Itu adalah pemandangan harian yang kulihat di sepanjang jalan dari rumah menuju kantor. Bisa dikatakan itu termasuk sebagian potret kemiskinan yang melanda negeri ini. Sedih sekali rasanya, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menyaksikannya dengan pandangan nanar dan nafas sesak. Negeri kami yang memiliki SDA melimpah ternyata belum bisa menjamin kemakmuran pada warganya. Masih banyak rakyat yang hidup miskin dan kekurangan.

Belum lagi, berita-berita yang kutonton dari televisi. Di antara liputan itu sering ditayangkan beberapa warga yang terkena bencana alam. Mulai dari longsor, banjir, hingga gempa. Rumah mereka hancur. Harta bendanya musnah. Akhirnya, mereka terpaksa tinggal di barak pengungsian dengan peralatan serba terbatas.

Itu kondisi sulit yang dihadapi kebanyakan warga di negeri ini. Sementara, para petinggi negeri ini masih disibukkan dengan urusan pembangunan gedung baru DPR. Tentu saja, siapa pun tahu bahwa pembangunan gedung itu amat paradoks. Di tengah kondisi kehidupan rakyat yang serba sulit dan terhimpit, pembangunan gedung yang memakan biaya sekian triliun itu begitu keterlaluan. Mereka menghambur-hamburkan uang rakyat untuk kepentingan yang tidak begitu penting. Pembangunan gedung baru itu hanya untuk memuaskan keinginan mereka, tak ada hubungannya dengan rakyat. Bahkan, rakyat tak akan menikmati hasilnya secara langsung. Apa gedung yang sekarang menghambat kerja mereka dalam mengatur negara? Tidak bukan? Bahkan, gedung DPR sekarang masih bagus jika dibandingkan dengan gedung sekolah di daerah-daerah yang sudah bobrok dan bocor di sana sini.

Ya Allah, beginikah wajah-wajah pemimpin kami? Mereka adalah wakil rakyat. Tapi, sungguh tak berpihak pada rakyat. Jangankan menyalurkan aspirasi rakyat, menolong rakyat pun tidak mampu. Kebijakan mereka malah menyengsarakan rakyat. Refresentasi sebagai wakil rakyat yang mereka wujudkan hanyalah menjadi wakil rakyat dalam menikmati kekayaan negeri ini. Betul, merekalah orang pertama yang mewakili rakyat dalam menikmati fasilitas negara, sementara rakyat hanya sanggup mendengar dan menontonnya sambil mengelus dada.

Sepak terjang para wakil rakyat dalam memanfaatkan uang negara tak hanya sampai di situ. Bukankah begitu sering kita dengar para pejabat kita berkunjung ke luar negeri dengan alasan studi banding? Dari mana dana untuk membiaya perjalanan mereka kalau bukan dari uang rakyat? Padahal, lagi-lagi studi banding itu bukan dalam rangka memperjuangkan nasib rakyat. Pergi ke Jepang hanya untuk melihat pakaian pramuka siswa sana. Lalu, keliling Yunani untuk studi banding masalah korupsi. Bah, omong kosong semuanya! Itu hanya akal-akalan mereka saja untuk jalan-jalan gratis ke luar negeri.

Kawan, ada yang tidak beres dengan negeri kita. Haruskah kita membiarkan masalah ini berlarut-larut tanpa berbuat apa pun? Tidak kawan, kita harus berbuat sesuatu. Kita harus membenahinya. Untuk bisa mengatasi masalah ini, kita harus tahu dulu akar masalahnya. Nah, pangkal masalah dari kekacauan di negeri ini adalah kesalahan sistem, kawan. Jadi, perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan sistemik. Dengan kata lain, menciptakan pemerintahan yang bersih tak hanya dengan memilih wakil rakyat yang dirasa jujur dan amanah, tetapi harus mengganti sistem bobrok yang diterapkan di negeri ini.

Sudah saatnya mengganti sistem kufur yang diterapkan di negeri kita dengan sistem dari Sang Pencipta Manusia. Allah pencipta manusia pasti Maha Mengetahui seluk beluk kehidupan manusia. Makanya, diturunkanlah seperangkat aturan melalui utusan-Nya. Aturan itu tiada lain untuk dijadikan petunjuk agar hidup manusia berjalan teratur sehingga mereka bisa meraih kesejahteraan dan kemakmuran dalam menjalani kehidupan di muka bumi.

Kawan, mulailah perubahan itu dari diri kita. Pelajari agama-Nya, lalu amalkan dalam kehidupan sehari. Kemudian, sebarkan pada masyarakat luas supaya mereka pun menyadari bahwa sudah saatnya kita kembali pada hukum-hukum-Nya. Niscaya kesejahteraan hidup akan kita raih. Bukankah Allah akan menurunkan berkah-Nya bagi penduduk bumi yang taat?

Cinta Karena Allah


Mencintai dicintai fitrah manusia. Setiap insan di dunia akan merasakannya. Itu dua baris lirik nasyid "Cinta" the fikr (ayo, nyanyikan liriknya, nyalakan musiknya! :D). Yupz, betul kawan, Allah telah menganugerahkan rasa cinta pada setiap insan. Allah telah mengaruniakan rasa sayang pada setiap makhluk berwujud manusia.

Cintalah yang membuat hari-hari kita berwarna :D. Cintalah yang menjadikan dunia kita berbunga-bunga :D. Cinta pula yang membuat mimik wajah kita kadang bermuram durja :D. Cinta pula yang menjadikan diri kita kadang merana alias nestapa bin menderita :D. Tak jarang diri kita terlena kala hati terpanah cinta :D. Sering pula hati kita ditimpa resah dan diserang gundah kala cinta tak searah dan tak seirama :D. Entahlah, tanpa cinta mungkin dunia akan sepi tak bernyawa. Hahay... sok tau ya saya? :D. Itu konon katanya, kawan. Tau dah bener apa kagak? hehehe.

Nah, biar cinta yang kita rasakan bermakna dan tidak sia-sia, harus dilandasi karena Sang Pemilik Cinta. Maksudnya kita harus mencintai seseorang karena Allah. Cinta karena Allah adalah mencintai hamba Allah karena keimanannya kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya. Mencintai orang-orang beriman yang senantiasa taat kepada Allah pahalanya amat besar, kawan. Malahan, dalam salah satu hadits Rasulullah disebutkan bahwa dua orang yang saling mencintai karena Allah akan mendapat naungan-Nya. Hmm… siapa sih yang kagak pengen dapat naungan Allah? Pasti tidak ada. Kalau ada, ayo unjuk jari! :D. So, saling mencintailah karena Allah. Cinta yang sedang kita bahas ini adalah cinta dalam arti luas ya kawan, bukan hanya cinta pada lawan jenis. Paham kan maksud saya? :)

Nih, ada beberapa perkara yang disunahkan untuk dikerjakan oleh orang-orang yang saling mencintai karena Allah:
  • mengabari dan memberitahukan cinta kita kepadanya (tentu saja harus diperhatikan efeknya agar tidak menimbulkan fitnah dan salah sangka. Sebaiknya hindari mempraktikkan ungkapan cinta ini ke lawan jenis karena khawatir ada anggapan yang bukan-bukan. Bakalan repot nanti… hehe…);
  • mendoakan saudara yang dicintai pada saat tidak bersamanya;
  • meminta doa dari saudara yang dicintai;
  • menziarahi yang dicintai, duduk bersamanya, saling menjalin persaudaraan, dan saling memberi karena Allah;
  • berusaha membantu kebutuhan saudara kita dan bersungguh-sungguh menghilangkan kesusahannya;
  • menampakkan perkara yang disukai untuk menyenangkan saudara kita;
  • menemui saudara sesama muslim dengan wajah berseri-seri;
  • memberikan hadiah;
  • membela saudara kita untuk mendapatkan kemanfaatan dari suatu kebaikan atau untuk memberikan kemudahan dari suatu kesulitan; dan
  • melindungi kehormatan saudara kita saat tidak ada di dekatnya.

Selain perkara sunnah di atas, Allah juga mewajibkan untuk:
  • menerima permintaan maaf saudara kita; 
  • menjaga rahasia saudara kita; dan 
  • menasihati saudara kita.

Itulah perkara yang dicontohkan Rasul dan para sahabat zaman dulu. Mereka telah membuktikan indahnya persaudaraan yang diikat dengan akidah Islam. Yuk berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari! ^_^
Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy