RSS

Terima Kasih, Ayah


Ayah,
Sejak dulu kau adalah satu-satunya lelaki yang paling kucintai di dunia ini.
Kau adalah lelaki yang paling kusayangi dan kubanggakan.
Kau adalah penjaga dan pelindung nomor satu dalam hidupku.

Ayah,
Kaulah yang menenangkan saat hatiku sedang resah menjalani kebidupan yang kadang kejam ini.
Kaulah yang memberiku kenyamanan dalam melewatkan hari demi hari.
Kaulah yang selalu hadir di setiap suka dan dukaku.

Ayah,
Kaulah yang mendidikku agar menjadi insan yang berguna.
Kaulah yang membentukku menjadi pribadi seperti sekarang ini.
Kaulah yang selalu mengarahkan dan menuntun jalanku agar berada di jalan-Nya.

Ayah,
Pengorbananmu amat besar dalam hidupku.
Sekuat apa pun aku berusaha tetap saja takkan mampu menebus jasamu.
Aku takkan mungkin sanggup membalas semua kebaikanmu.

Ayah,
Maafkan aku jika belum bisa membahagiakanmu.
Aku hanya mampu berbuat baik padamu.
Itu pun hanya secuil saja, tak sebanding dengan pengorbanan yang kau curahkan padaku.

Ayah,
Kini aku ingin jujur padamu.
Kuharap kau tidak marah.
Ah, aku yakin kau takkan memarahiku gara-gara hal ini.
Sebab kutahu, kau adalah orang yang baik dan bijak.

Ayah,
Sekarang di hatiku telah ada satu lelaki selain engkau.
Dia telah membuat hari-hariku makin berwarna.
Dia sangat baik padaku seperti engkau baik padaku.
Dia amat menyayangiku seperti engkau menyayangiku.
Mungkin kebaikan dan rasa sayangnya tidak bisa menyamai engkau
karena rasa sayang orang tua pada anak tak bisa diukur dan disamakan dengan apa pun.
Tapi dia sangat baik, ayah.

Ayah,
Dia mencintaiku dengan tulus.
Aku bisa merasakan kesungguhan dan ketulusannya.
Aku merasa bahagia berada di dekatnya.
Aku akan merasa sangat bahagia jika bisa bersamanya melewatkan sisa hidupku kelak.

Ayah,
Meskipun begitu, aku tetap akan menyayangimu.
Aku takkan mungkin melupakanmu.
Suatu hari nanti dia memang akan menjadi lelaki yang harus kuhormati lebih dari engkau.
Tapi hal itu tak akan menurunkan rasa hormatku padamu.
Aku akan tetap berbakti padamu.

Ayah,
Aku mohon doa restumu.
Tolong doakan agar aku bahagia bersamanya.
Tolong doakan agar kami bisa saling menyayangi selamanya.
Tolong doakan agar kebersamaan kami abadi dalam ridho-Nya.


Ayah,
Aku berharap dia bisa setia seperti engkau setia pada ibu.
Aku berharap dia menyayangiku selamanya seperti kau menyayangi ibu tanpa akhir.
Aku berharap dia sepertimu yang sangat menyayangi keluarga.
Aku berharap dia menjadi suami dan ayah yang baik seperti engkau.


Ayah,
Saat nanti aku harus pergi dari rumah, tolong relakan kepergianku
agar aku bisa tenang meninggalkanmu.
Nanti sewaktu-waktu aku akan tetap mengunjungimu,
mengunjungi ibu, adek-adek, dan rumah kita.

Ayah,
Terima kasih atas semua kebaikanmu.
Terima kasih atas semua kasih sayangmu.
Terima kasih atas semua jasa-jasamu dalam hidupku.
terima kasih atas semua pengorbananmu.
Terima kasih atas semua yang kau berikan untukku.
Terima kasih ayah, semoga Allah membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda.


Ayah,
Semoga Allah selalu melindungimu.
Semoga Allah selalu mengasihi dan menyayangimu.
Semoga Allah menganugerahi kesehatan padamu.
Semoga Allah melimpahkan rejeki yang berkah padamu.


Ayah,
Semoga engkau selalu menjadi ayah yang dibanggakan oleh kami, anak-anakmu.
Semoga engkau menjadi suami yang selalu disayangi dihormati oleh istrimu, ibu yang telah melahirkanku.


Aamiin yaa Rabbal alamin.

seuntai doa saat senja


Ya Rabb...
Aku yakin tidak ada ketetapan-Mu yang salah.
Aku yakin semua kehendak-Mu sangat terukur.
Aku yakin segala rencana-Mu teramat indah.
Maka, kupasrahkan semua urusanku pada-Mu.
Kugantungkan masa depanku di tangan-Mu.
Kuserahkan pilihan hidupku pada ketentuan-Mu.
Aku yakin pilihan-Mu adalah pilihan terbaik untukku,
sebab Engkaulah yang menciptakanku,
Engkaulah yang memelihara jiwaku,
Engkaulah yang paling mengetahui keadaanku,
paling mengetahui isi hatiku,
dan paling mengertiku segala rasa dan inginku.
Engkau tak mungkin keliru menuliskan hari esokku.
Engkau tak mungkin salah menyandingkan diriku dengan hamba pilihan-Mu.

Ya Rabb...
Kini aku telah melukis satu nama dalam hatiku.
Kini aku telah menerima satu sosok dalam hari-hariku.
Maka, hamba mohon pada-Mu...
Dengan segala kekuasaan-Mu,
Dengan segala kekuatan-Mu,
Dengan segala keagungan-Mu,
Dengan segala kehendak-Mu,
Dengan segala ke-Mahasempurnaan-Mu,
Buatlah aku mencintai pilihan yang Kau berikan.
Buatlah aku setia pada pilihan yang Kau berikan.
Buatlah aku menyayangi pilihan yang Kau amanahkan.
Buatlah aku rela menerima takdir-Mu.
Buatlah aku ikhlas menjalani suratan tangan-Mu.

Mimpiku

Impian terbesar dalam hidupku adalah 
menjadi istri yang salehah, 
istri yang baik, 
istri yang pandai membahagiakan hati suami, 
istri yang dicemburui bidadari surga, 
dan istri yang dirindukan pintu surga, 
sekaligus menjadi ibu yang baik bagi anak-anak,
ibu yang bisa mendidik anak-anak agar mencintai Allah dan Rasul-Nya,
bisa mencetak anak-anak agar menjadi generasi saleh dan salehah dambaan umat,
dan membimbing anak-anak agar menjadi pejuang agama-Nya.

Itulah mimpiku, 
lalu apa mimpimu? ^__^

Mengejar Mimpi


Alhamdulillah, akhirnya nyampe juga ke bulan November. Selamet datang November. Bulan baru, semangat pun harus baru! ^__^

Mari kita merangkai hari-hari yang indah nan ceria selama sebulan ke depan. Mari kita jalankan rencana yang sudah disusun. Mari kita susun rencana untuk hari esok dan masa depan. Semoga bulan ini bertabur berkah, hikmah, dan bahagia.

Kawan, btw menurutmu apa yang membuat seseorang bisa bertahan dalam menjalani liku-liku kehidupan hingga detik ini? Tanyakan pada dirimu, apa yang membuatmu bertahan di antara segala terjangan badai ujian? Apa yang membuatmu tegar di antara segala himpitan masalah? Apa yang menjadikanmu kuat menghadapi segala musibah? Hmm, silakan renungkan sendiri. Jika sudah punya jawabannya, kamu bisa bertukar pikiran denganku.

Sambil menunggumu merenung, saya ingin mengungkapkan jawaban saya (hehe). Menurut saya, jawabannya sangat sederhana, yakni impian alias harapan. Yup, impianlah yang membuat seseorang tidak mudah menyerah. Impianlah yang membuat seseorang rela menempuh kerasnya arus kehidupan. Demi mewujudkan sebuah mimpi, seseorang akan mengorbankan apa pun yang dimilikinya, entah itu harta, tenaga, waktu, pikiran, bahkan mungkin nyawa sekali pun.

mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah
tanpa lelah
sampai engkau meraihnya

Masih ingat dengan penggalan lirik di atas? Yup, itu adalah sepenggal lagu sountrak film Laskar Pelangi yang dinyanyikan grup band Nidji. Tuh, betul kan? Kata Giring Nidji, mimpi adalah kunci. Kalau tak punya kunci, bagaimana mungkin kita bisa memasuki dunia yang luas ini?

Jadi kawan, kita harus punya impian, apa pun impian itu. Bukankah kita menjalani hidup untuk meraih impian? Bukankah kita melalui hari untuk mewujudkan harapan? Impianlah yang membuat hidup lebih "HIDUP". Harapanlah yang menjadikan kita bersemangat. Jika tak punya mimpi,
untuk apa hidup??? Jadi, jangan takut bermimpi! Yakinlah, Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu! Percayalah, Tuhan pasti mendengar mimpi-mimpimu!

Kalau suatu hari nanti mimpi kita tak menjadi kenyataan, tak perlu frustasi,
apalagi berkecil hati, bahkan sampai bunuh diri (ih, nauzubillah..). Bersikaplah bijaksana. Ada tips yang bisa dilakukan jika mimpi tak sesuai kenyataan:
(1) Bertindaklah selalu secara fleksibel dan dinamis,
(2) Berpikirlah bahwa inilah yang terbaik untuk kita,
(3) Tetap siapkan metal pemenang!

Ayo, raih mimpimu! Kejar mimpimu! Gelorakan semangatmu! ^___^

Pertemuan Kita


Aku di sini.
Kau di sana.
Kita berada di tempat yang berbeda.
Kita dipisahkan oleh jarak ribuan kilo.
Kita disekat oleh dimensi ruang dan waktu.
Namun, siapa sangka sekarang kita menjadi dekat.
Kalau bukan kuasa-Nya tak mungkin kita bertemu.
Kalau bukan karena rencana-Nya tak mungkin kita saling mengenal.
Sungguh Allah Mahakuasa.
Dia bisa mengubah yang tak mungkin menjadi mungkin.
Benarlah ungkapan "rencana Allah memang indah".
Segala sesuatu amat mudah di tangan-Nya.

Ajaib, itu kata yang muncul dalam benakku jika mengingat pertemuan kita.
Kadang aku masih tercengang-cengang dan tak percaya.
"Apakah ini mimpi atau kenyataan?" tanyaku berulang-ulang.
Lalu, seketika muncul rasa takjub memenuhi hati.
Takjub atas kemahakuasaan-Nya dalam mempertemukan kita.
Bahkan, makin takjub ketika semua tahap berjalan tanpa hambatan.
Maka apalagi yang bisa kita lakukan selain mensyukuri karunia ini.

Hingga kini aku masih dibayangi kenangan setiap pertemuan kita.
Ada rona merah menghiasi wajah kala mengingatnya.
Ada selengkung senyum menghiasi bibir kala membayangkannya.

Dulu jauh sebelum bertemu denganmu, aku selalu mengajukan tanya "akan seperti apa pertemuan kita?".
Namun, pertanyaan itu tetap menjadi misteri yang menggantung tanpa pernah menemukan jawab.
Tapi kini aku telah menemukan jawabannya.
Pertemuan kita meski masih diwarnai grogi, kikuk, canggung, dan rasa deg-degan, tetap begitu bermakna.
Pertemuan kita lebih indah dari menatap pelangi di sore hari. 
Pertemuan kita lebih sejuk dari menatap butiran hujan yang berjatuhan ke bumi.
Pertemuan kita lebih riang dari menatap rembulan di malam pekat.
Pertemuan kita lebih damai dari mendengar kumandang azan.
Pertemuan kita lebih elok dari menatap aneka bunga warna-warni.
Pertemuan kita lebih bahagia dari menatap hamparan langit biru yang membentang.
Pertemuan kita lebih nyaman dari menatap kelap-kelip bintang di malam hari.
Pertemuan kita menghadirkan sejuta kesan mendalam yang takkan terlupakan sepanjang masa sisa usia.

Pun dengan hari ini, pertemuan kita tetap mengundang bahagia.
Saat harapan itu terucap, ada bahagia melingkupi diri kita.
Saat janji itu terlontar, ada damai yang mengisi sudut-sudut hati kita.
Kala permohonan itu tersampaikan, ada rasa nyaman yang menenangkan jiwa kita.
Kala doa itu terlantun, ada haru yang menyeruak.
Ada air mata dan tangis sukacita.
Ada senyum penuh gembira.
Kebahagiaan ini makin terasa utuh karena bukan hanya kita yang merasakannya.
Ada binar bahagia dalam mata orang-orang tersayang kita.
Ada senyum bahagia menghiasi wajah-wajah mereka.
Maka apalagi yang bisa kita lakukan selain selain mensyukuri anugerah ini.

Kita tak boleh letih memohon pada-Nya.
Kita tak boleh lelah meminta pada-Nya.
Semoga pertemuan kita selalu dinaungi berkah-Nya
Semoga bahagia ini tetap ada hingga nanti dan seterusnya.
Semoga Allah menakdirkan kita bersama selamanya.
Semoga niat suci kita diwujudkan oleh-Nya.
Amin Allahumma amin.

Bisikan dari Hati


Aku menyukainya," bisik gadis itu pada bintang gemintang. Saat itu ia tengah duduk-duduk santai di teras rumahnya sambil asyik menikmati hamparan langit yang berkelip-kelip penuh cahaya.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya sang bintang penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya sang bintang penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap sang bintang akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa sang bintang.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada rembulan. Saat itu ia tengah menatap langit kelam yang hanya diterangi cahaya bulan.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya rembulan penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya rembulan penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap rembulan akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa rembulan.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada air hujan. Saat itu ia tengah menatap butir-butir air hujan yang berjatuhan menimpa tanah pekarangan rumahnya.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya hujan penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya hujan penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap hujan akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa hujan.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada pelangi. Saat itu ia tengah menatap lengkungan pelangi yang muncul sore-sore sesaat setelah hujan.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya pelangi penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya pelangi penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap pelangi akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa pelangi.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada bunga-bunga yang cantik nan elok. Saat itu ia tengah berkeliling di taman bunga sambil bersenandung kecil.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya bunga-bunga penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya bunga-bunga penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap bunga-bunga akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa bunga-bunga.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada langit biru yang terhampar luas. Saat itu ia sedang dalam perjalanan dari rumah menuju kantor. Wajahnya menengadah untuk beberapa lama.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya langit penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya langit penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap langit akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa langit.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada awan putih yang berarak. Saat itu ia sedang dalam perjalanan dari rumah menuju kantor. Matanya lurus menatap awan hingga tak berkedip untuk beberapa saat.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya awan penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya awan penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap awan akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa awan.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada mentari pagi. Saat itu ia tengah menikmati udara pagi di teras rumahnya sambil menatap kemilau warna keemasan yang muncul di ufuk timur.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya mentari penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya mentari penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap mentari akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa mentari.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada senja yang menjingga. Saat itu ia tengah menikmati matahari tenggelam di depan rumahnya.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya senja penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya senja penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap senja akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa senja.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada gunung yang menjulang tinggi. Saat itu kakinya tengah melangkah ringan menaiki jalan menuju gunung.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya gunung penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya gunung penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap gunung akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa gunung.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada hamparan kebun teh yang tertata rapi. Saat itu iaberjalan-jalan di sekitar kebun teh.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya kebun teh penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya kebun teh penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap kebun teh akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa kebun teh.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada ilalang. Saat itu ia sedang duduk-duduk santai sambil menyantap makan siang di antara ilalang yang menjulang.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya ilalang penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya ilalang penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap ilalang akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa ilalang.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada rerumputan yang bergoyang-goyang. Saat itu ia tengah berjalan menikmati udara segar pegunungan.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya rumput penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya rumput penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap rumput akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa rumput.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada jajaran pohon-pohon tinggi. Saat itu ia sedang berjalan menikmati pemandangan alam pegunungan.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya pohon penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya pohon penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap pohon akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa pohon.

"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada kamarnya yang hening. Saat itu ia sedang berbaring di tempat tidur sambil mendengarkan alunan nasyid dari HP-nya.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya kamar penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya kamar penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Tapi dia sering membuatmu menangis. Kulihat kau suka meneteskan air mata kala membaca pesan singkatnya di HP-mu?" cecar kamar.
"Aku menangis karena terharu membaca kata-katanya. Aku bisa merasakan kesungguhan dan ketulusannya," jawab gadis itu lirih.
"Kadang kau juga menangis saat ia meneleponmu?" tanya kamar ingin tahu.
"Itu karena lagi-lagi aku terharu atas perhatiannya," jawab gadis itu sambil menunduk.
"Kau bener-bener bahagia jika bersamanya?" tanya kamar tiada henti.
"Ya, aku bahagia. Dia membuatku nyaman," jawab gadis itu sambil mengangkat wajah manisnya.
"Iya sih, aku juga melihatnya di wajahmu. Dia telah berhasil melukis senyuman indah di wajahmu," ujar kamar.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," lanjut kamar akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa kamar.

Perlahan gadis itu pun menengadahkan wajahnya sambil memejamkan matanya rapat-rapat. Kedua tangannya diangkat setinggi dada. Bibirnya berbisik lirih mengucapkan seuntai doa dengan penuh perasaan, "Aku menyukainya, ya Rabb... Tolong izinkan kami bersatu selamanya. Amin."

Dialog Dua Sisi Hati


"Lihat, udah jam 21.45!" ujar sisi hatiku.
"Iya tahu," jawab sisi hatiku yang lain.
"Nah, kalo tahu, kenapa nggak tidur?"
"Iya, ntar jam sepuluh mau tidur kok."
"Sekarang aja, ayo!"
"Iya, ntar."
"Sekarang aja. Besok kan harus berangkat pagi-pagi."
"Iya."
"Itu juga, tv dinyalain tapi nggak ditonton."
"Biarin, kan biar ada suara-suara, jadi nggak terlalu sepi."
 "Makanya cepetan habisin minumannya."
"Iya. Nih mau kuminum."
"Ayo, sekarang tidur!"
"Iya."
"Iya iya, tapi kenapa masih duduk aja?"
"Bentaaaaaaaaaaar lagi. Belum ngantuk."
"Belum ngantuk gimana, tuh mata udah 5 watt gitu?"
"Iya bentar."
....
"Udahlah, mendingan tidur daripada melamun."
 "Eh, ..."
"Ayolah, hentikan pikiranmu. Jangan berpikir berlebihan."
"Tapi.... Tapi...."
"Stop! Tak perlu merisaukan hal yang belum terjadi, apalagi hanya akan membuatmu sedih begitu."
"Hmm..."
"Loh, kok malah nangis?"
"...."
"Udahlah, jangan sedih. Tak ada yang perlu ditangisi."
"Tapi aku takut tidak sanggup menjalaninya."
"Tak perlu takut. Semuanya akan baik-baik saja."
"Benarkah?"
"Pasti. Pasrahkan semua pada-Nya."
"Gimana jika aku bener-bener nggak sanggup."
"Mintalah kekuatan pada-Nya."
"Hmm, baiklah."
"Nah, gitu dong. Tidurlah, pejamkan matamu. Buang semua kecemasan-kecemasan yang tak perlu."
...

"Kok udah bangun lagi. Lihat baru jam 01.40."
"Ga tau nih, tiba-tiba aja bangun."
"Tidur lagi aja, ntar bangun lagi jam 03.30."
"Iya, akan kucoba."
...

"Loh, kok malah bengong."
"Eh..."
"Kenapa nangis lagi?"
"...."
"Jangan terlalu bersedih untuk sesuatu yang belum terjadi."
"Tapi aku tak bisa menghentikan air mataku."
"Makanya jangan dibayangkan sedih. Yakinlah, kau bisa melewatinya. Kan hanya sementara."
"Tapi itu terlalu lama."
"Ah, ntar juga nggak akan kerasa kalo udah dijalani."
"Begitukah?"
"Ingatlah, setiap pilihan ada risikonya. Kau sudah memutuskan pilihanmu, maka terimalah risikonya."
"Tapi ini terlalu berat."
"Itu hanya perkiraanmu. Kau belum coba menjalaninya."
"Kayaknya nasibku amat malang ya?"
"Ah, tidak! Kau terlalu berlebihan. Malah kau amat beruntung karena dikaruniai anugerah ini."
"Iya sih."
"Jangan bersedih lagi. Tersenyumlah. Bersyukurlah atas limpahan nikmat-Nya. Bersabarlah atas semua ujian-Nya. Ikhlaskanlah. Tatap hari esok dengan penuh percaya diri."
"Hmm, okelah."
"Sekarang saatnya bermunajat pada-Nya. Bersimpuhlah di hadap-Nya. Mintalah petunjuk terbaik-Nya."
"Sip, oke oke."

tentang sebuah rasa


Tuhan...
Engkaulah yang menganugerahkan sebuah rasa
dalam hati siapa pun
Jika Kau berkehendak
semua akan terjadi dengan kuasa-Mu
Tak ada yang bisa mencegahnya
Tak ada yang sanggup menolaknya

Tuhan...
Kini secara perlahan
Ada rasa yang menyusup indah
memenuhi sukmaku, mengisi sudut hatiku
Rasa yang mengguncang hatiku
hingga membuatku sesak

Tuhan...
Rasa ini sungguh membuatku melayang
terbang menembus awan
Seolah ada bintang dalam benakku
Seolah ada pelangi dalam anganku
Seolah ada bunga dalam hatiku
Seolah ada senandung dalam mimpiku

Tuhan...
Aku tak ingin dibuai angan-angan semu
Aku tak ingin melukai-Mu
Maka, tuntun hatiku yang lemah ini
Jangan biarkan ia berbelok dari jalan-Mu
Jangan biarkan ia lalai dari-Mu

Tuhan...
Rasa ini
Bolehkah aku pelihara?
Bolehkah aku menyimpannya dalam hati
hingga tiba masanya dituai?

Tuhan...
Kau yang membolak-balikkan hati seseorang
Tetapkan hatiku pada-Mu
Genggam erat hatiku dan hatinya
biar hati kami selalu tertuju pada-Mu
Terangi hati kami dengan cahaya cinta-Mu
biar cinta kami erat dalam rengkuhan-Mu

Amin Allahumma amin

Mencicipi Hidangan Warung Jogja


Yup, tempat makan yang satu ini dinamakan "Warung Jogja". Tapi jika Anda berpikir warung ini ada di daerah Yogyakarta, Anda salah besar (hehe). Warung Jogja ada di sekitar kawasan Jalan Malabar, Bogor. Tempatnya memang tak terlalu besar, tapi cukup nyaman untuk dijadikan tempat kumpul-kumpul sambil makan. Menu yang tersedia cukup beragam dan harganya murah meriah. Maklum kawasan Malabar memang tempat nongkrongnya anak-anak kuliah, jadi wajar kalau harga yang dipatok adalah harga mahasiswa.

Hari itu, ahad siang di bulan September (beberapa minggu lalu), saya dan beberapa teman ceritanya mengadakan reuni kecil-kecilan. Setelah merenung dan menimbang-nimbang, terpilihlah Warung Jogja sebagai tempat mangkal kami hari itu.


Ini dia menu yang kami pesan. Bocoran harga nih, mie godog Rp10.000,00, ayam bakar+nasi putih Rp10.000,00, es jeruk Rp4.000,00, dan udang+cumi goreng @Rp5.000,00. Selain menu-menu tersebut, sebenarnya ada menu andalan di sana, yaitu bebek rica-rica. Wuih, pedasnya mantap (kata temen sih, saya belum pernah mencicipinya karena lagi nggak berani makan yang pedas-pedas, haha gaya :D). Saat makan di sana, yang paling menggembirakan buat saya adalah dikasih lalapan seabreg-abreg :D.


Sekian info singkat tentang Warung Jogja. Jika Anda termasuk warga Bogor dan berminat mencicipi menu di sana, segeralah mampir.

Doaku

Ya Rabb..,
Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu.
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu.

Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting.
Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya.
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.
Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas.
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku.
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah.
Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku.
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi.
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya.

Ya Rabb..,
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu.
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya.
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Ya Rabb..,
Aku juga meminta,
Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga,
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku,
Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu,
Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya.
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi.
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
“Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat
membuat hidupku menjadi sempurna.”

Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan.

Amin


Sumber: cintaukhti.blogspot.com

Referensi Lainnya: http://kembanganggrek2.blogspot.com/
Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy