RSS

Peran Perempuan dalam Kebangkitan Umat


Mutiara, begitu nama gadis itu. Ia gadis yang cerdas, dinamis, dan berwawasan luas. Usianya masih muda. Beberapa hari yang lalu ia telah diwisuda dan meraih gelar sarjana dari salah satu universitas negeri ini.

Mutiara termasuk salah satu perempuan terpelajar. Bahasa kerennya sih well educated woman. Ia beruntung bisa mengenyam bangku sekolah, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Apakah kamu seberuntung Mutiara? Bersyukurlah jika kamu pun bisa bersekolah dan berkuliah. Bukankah tak semua perempuan di negeri ini mampu untuk kuliah? Jadi, syukuri apa yang ada (meminjam liriknya D’Masiv, hehe).

Saat ini kaum perempuan memang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam bangku pendidikan. Tak hanya sampai sekolah menengah atau atas, mereka juga memiliki hak yang sama untuk bersekolah hingga perguruan tinggi. Jika melihat fakta di lapangan, jumlah kaum perempuan yang telah atau sedang mengemban pendidikan tinggi, mulai dari tingkat D3 sampai S3 makin banyak. Tentu saja, fakta ini amat menggembirakan, kawan.

Dengan kondisi kaum perempuan saat ini yang telah terdidik, mereka bisa menjadi sosok yang mampu memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mengangkat keterpurukan negeri ini. Betul kawan, kita tengah dilanda keterpurukan. Bukan hanya negeri kita, semua negeri-negeri kaum muslimin berada di jurang kehancuran. Yah, kaum muslim sudah terpuruk sekian lama. Mereka tak punya wibawa di mata dunia. Mereka tak punya institusi yang melindungi kehormatannya. Meski negeri mereka sudah merdeka, hakikatnya mereka masih dijajah asing. Negeri mereka menjadi incaran kaum imperialisme. Kekayaan alam negerinya dikeruk oleh penjajah. Para penguasa yang ada di negerinya telah menjadi boneka barat alias antek kafir.

Sudah saatnya kita bangkit dari keterpurukan ini, kawan. Nah, perempuan terpelajar memiliki peran penting dalam proses kebangkitan ini. Yupz, mereka memiliki potensi besar dalam membangun peradaban. Bukankah dalam sebuah pepatah dikatakan bahwa maju mundurnya sebuah bangsa berada di pundak perempuan? Jika perempuannya baik, akan kokohlah sebuah bangsa. Namun, jika perempuannya rusak, akan hancurlah sebuah bangsa. Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa kaum perempuan memang berperan dalam membangun sebuah bangsa. Mereka bisa berperan secara langsung dengan menyumbangkan ilmu dan keahliannya atau secara tidak langsung dengan menjadi pendidik generasi muda.

Kawan, alangkah hebatnya bukan jika peran itu bisa berjalan? Kontribusi mereka pasti amat berarti dalam mempercepat proses kebangkitan. Namun sayang seribu sayang, fakta mengatakan sebaliknya. Kondisi kaum perempuan saat ini tengah tergerus kemajuan semu kapitalisme. Dengan alasan modernitas dan profesionalisme, mereka telah meninggalkan peran strategisnya. Ilmu dan keahlian mereka pun malah dimanfaatkan oleh para kapitalis. Bahkan, perempuan telah dijadikan objek untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah. Iklan mobil, misalnya, kurang terasa lengkap tanpa kehadiran perempuan dengan pakaian terbuka di sampingnya. Ironis banget bukan? Betul betul betul :D.

Berdasarkan fakta itu, dapat kita katakan bahwa potret kaum perempuan terpelajar saat ini tengah mengalami dilema alias masalah pelik. Setidaknya, ada dua dilema yang dihadapi mereka, yakni disorientasi peran antara rumah tangga dan publik (karier) dan pembajakan intelektual (pemanfaatan ilmu dan keahliannya untuk kepentingan ekonomi kapitalis.

Dilema itu menimbulkan dampak yang besar. Dilema pertama menimbulkan hancurnya institusi keluarga dan generasi masa depan karena perempuan telah meninggalkan tugas utamanya sebagai ibu pencetak dan pendidik generasi masa depan. Dilema kedua tak kalah hebatnya, yakni pada tingkat lanjut akan terjadi kehancuran peran intelektual terpelajar dan jatuhnya kedudukan mereka sekadar sebagai agen ekonomi dan buruh murah yang memperkuat bercokolnya para kapitalis.

Kawan, penyebab keterpurukan negeri ini juga kehancuran kaum perempuan adalah mereka mencampakkan agamanya. Kaum muslim tidak lagi menjadikan Islam sebagai pedoman dalam kehidupannya. Tidak menjadikan halal dan haram sebagai tolok ukur perbuatannya. Mereka juga tidak menerapkan aturan yang berasal dari Tuhannya.. Malahan, mereka memakai aturan hidup kapitalisme buatan manusia yang telah terbukti kerusakannya. 

Bagaimana menyelamatkan kaum perempuan dari jeratan kapitalisme? Jawabannya sederhana, kembalilah pada Islam. Sudah seharusnya kita menerapkan aturan Allah di muka bumi. Bukankah dulu juga terbukti bahwa Islam dengan syariatnya yang mulia dan diterapkan oleh khalifah telah memuliakan perempuan dan mendukung kemajuan perempuan?

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy