RSS
Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuliner. Tampilkan semua postingan

Mencicipi Hidangan Warung Jogja


Yup, tempat makan yang satu ini dinamakan "Warung Jogja". Tapi jika Anda berpikir warung ini ada di daerah Yogyakarta, Anda salah besar (hehe). Warung Jogja ada di sekitar kawasan Jalan Malabar, Bogor. Tempatnya memang tak terlalu besar, tapi cukup nyaman untuk dijadikan tempat kumpul-kumpul sambil makan. Menu yang tersedia cukup beragam dan harganya murah meriah. Maklum kawasan Malabar memang tempat nongkrongnya anak-anak kuliah, jadi wajar kalau harga yang dipatok adalah harga mahasiswa.

Hari itu, ahad siang di bulan September (beberapa minggu lalu), saya dan beberapa teman ceritanya mengadakan reuni kecil-kecilan. Setelah merenung dan menimbang-nimbang, terpilihlah Warung Jogja sebagai tempat mangkal kami hari itu.


Ini dia menu yang kami pesan. Bocoran harga nih, mie godog Rp10.000,00, ayam bakar+nasi putih Rp10.000,00, es jeruk Rp4.000,00, dan udang+cumi goreng @Rp5.000,00. Selain menu-menu tersebut, sebenarnya ada menu andalan di sana, yaitu bebek rica-rica. Wuih, pedasnya mantap (kata temen sih, saya belum pernah mencicipinya karena lagi nggak berani makan yang pedas-pedas, haha gaya :D). Saat makan di sana, yang paling menggembirakan buat saya adalah dikasih lalapan seabreg-abreg :D.


Sekian info singkat tentang Warung Jogja. Jika Anda termasuk warga Bogor dan berminat mencicipi menu di sana, segeralah mampir.

santapan pilihan


Sarapan apa ya? :D


catatan: 
nasi goreng di atas hasil racikan sendiri di rumah. meski tampilannya nggak terlalu keren, rasanya nggak kalah dengan rasa masakan resto kok. Enak pokoknya (siapa dulu yang bikin? *sambil nunjuk diri sendiri* haha bangga.com :D). kalau bubur ayam, itu dibeli di tukang bubur yang biasa mangkal di depan BP Polisi, dekat Matahari Taman Topi.

Makan siang dengan menu apa ya? :D

 
 

Makan malam apa ya? :D

 
 
 
 

Snack favorit di sore hari

"cucurak": dari pak ewok hingga pak kumis


Sebenarnya ini acara kuliner bersama teman-teman kerja dalam rangka "cucurak" menjelang Ramadhan dulu. Entah kenapa waktu itu saya lupa posting dan baru sekarang inget. Nggak apa-apalah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali (haha.. alesan :D). 

Hayo, angkat tangan siapa yang belum tahu "cucurak"? :D. Yup, "cucurak" itu istilah yang dipakai untuk acara makan-makan menjelang bulan Ramadhan. Kalo di desa-desa kebiasaan ini diwujudkan dengan membuat nasi liweut. Setelah matang, nasi yang masih mengepul tersebut dihidangkan di atas daun pisang yang lebar, lalu para warga memakannya bersama-sama. Uh, nikmatnya poooool :D.

Menjelang Ramadhan dulu saya dan teman-teman mengadakan dua kali "cucurak". Acara "cucurak" pertama diadakan di rumah makan pak ewok yang terletak di sekitar Taman Kencana, Bogor. Menu yang terkenal di pak ewok adalah sop buah dengan tiga variasi rasa, sop buah susu, sop buah jeruk, dan sop buah yogourt. Harga sop buah Rp8.000,00 (susu dan jeruk), Rp10.000,00 (yogourt).

Saya sih pesan sop buah jeruk dan mie bakso. Beda dengan teman-teman, ada yang pesan sop buah yogourt, sop buah susu, es durian, roti cane kari ayam, pempek palembang, dll. Masih banyak menu-menu lain yang tersedia di sana.  Pokoknya harga menu-menu di sana standar lah, nggak mahal-mahal amat. Tempatnya juga nyaman kok. Cocok buat nongkrong bareng teman.


Acara "cucurak" sesi kedua berlangsung di rumah makan pak kumis yang terletak di Ciheuleut, Pakuan. Di sini juga makanannya enak-enak. Yang paling saya suka capcay seafood-nya, maknyus banget. Tapi maaf, karena lupa, saya nggak bisa ngasih bocoran harga tiap menunya (hehe).





kebahagiaan berbuka puasa


Ada kebahagiaan yang akan dimiliki oleh orang yang berpuasa, yakni kebahagiaan saat berbuka. Setelah menahan lapar dan haus seharian, menyantap makanan dan minuman saat berbuka sungguh terasa nikmat. Apalagi jika berbuka puasa dengan orang-orang tersayang, wah akan terasa lebih istimewa. Nikmatnya berkali-kali lipat.

Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan melaksanakan buka puasa di tengah-tengah orang-orang tersayang. Selain berbuka di rumah, beberapa hari kemarin, saya sempat berbuka di luar dengan teman-teman kerja. 


#Bukber di Buana, Pakuan >> 6 Agustus 2011

Nah, itu menu yang kami pesan. Uang yang kami keluarkan untuk membayar semua makanan dan minuman itu totalnya hanya RP51.000,00. Murah banget kan? :D Meski harganya murah, rasanya nggak kalah dengan makanan di resto-resto mahal. Puaaaaaaaaaaas banget? :D Benar-benar harga mahasiswa deh. Wajar memang karena Buana berada di sekitar kampus Pakuan, bogor.


#Bukber di Sido Mampir, Bondongan >> 8 Agustus 2011

Karena sudah seminggu lebih tak pernah menyantap bakso, rasa kangen untuk menyantapnya pun hinggap dalam hati, hehe... Akhirnya, tanpa pikir panjang kami memutuskan untuk berbuka puasa dengan bakso. Maka, datanglah kami ke Sido Mampir. Selain letaknya searah dengan jalan pulang menuju rumah kami, di sana juga tersedia mushola yang cukup luas. Itulah salah satu alasan kami memilih tempat ini. Tapi tentu saja pertimbangan rasa tetap jadi patokan. Sekadar info, satu porsi mie ayam bakso atau mie bakso dipatok Rp15.000,00 per mangkuk. Untuk minuman, es kelapa Rp6.000,00 dan es teh manis Rp3.000,00. Nggak terlalu mahal lah untuk rasanya yang maknyus. Selain itu, tempatnya juga luas dan nyaman. Yang paling penting bebas dari pengamen jalanan, jadi bisa menikmati bakso dengan tenang dan damai, hehe...


#Bukber di Buana (lagi) >> 11 Agustus 2011





Belum puas mencicipi semua menu, akhirnya saya kembali makan di Buana. kali ini dengan teman yang berbeda. Dengan 4 varian menu di atas, kami cukup membayar Rp46.000,00. Harga mahasiswa, tapi rasa tetap istimewa. Itulah Buana (hahaha).


# Bukber di Larewo, Pamoyanan >> 16 Agustus 2011

Entah kenapa bakso selalu "ngangenin", hehe... Untuk kedua kalinya saya kembali menyantap bakso saat berbuka puasa. Ini sebenarnya karena penasaran ingin mencicipi bakso Larewo. Untuk menuntaskan rasa penasaran itulah, akhirnya kami mendatanginya dengan harap-harap cemas (haha). Sesampainya di lokasi, alhamdulillah buka. Uhuy, ternyata di sana tersedia kwetiau, jadi kami pesan kwetiau bakso. Seporsi mie bakso urat atau mie bakso gejrot dihargai Rp8.000,00. Untuk minuman, es jeruk Rp3.000,00 dan frestea Rp3.000,00. Hmm, enak enak enak :D.


#Bukber di Mbah Jingkrak, Bogor >> 18 Agustus 2011

Nah, ini termasuk bukber terheboh sepanjang abad (haha). Gimana nggak heboh, personilnya kan banyak, jadi pesen menunya "riweuh" banget. Udah gitu, nama menu-menu yang tersedia di sana aneh-aneh, berbau horor gitu. Kontan aja, kami "ngakak" membacanya. Jadi, bukannya cepet-cepet pesen, kami malah tertawa terbahak-bahak (haha).

Ini dia menu-menu yang akhirnya kami pesan:
Ayam rambut setan 12.000
Ayam wewe 11.500
Ayam bakar 12.500
Nasi putih 3.000
Aneka es (es kolor ijo, es demit, es tuyul, es surga, es jujur, dll) 9.000
Oseng toge/genjer/pare/kangkung/daun pepaya 4.000
Oseng jamur 5.500
Tempe mendoan/bacem 2.500
Tahu bacem 2.500
Mata setan 8.000
Sate senyum 8.000
Udang asam manis 10.500
Air mineral botol kecil 3.000


Sebenarnya menu yang ada di Mbah Jingkrak khas Jawa Tengah. Namun, citarasanya amat berbeda dengan rasa masakan jawa pada umumnya. Jika  masakan jawa itu biasanya dominan manis, rasa masakan di Mbah Jingkrak dominan pedas. Bisa dibilang itu perpaduan antara masakan jawa dan masakan padang (hehe). Menurutku sih gitu.

Kehebohan tidak hanya selesai ketika menu sudah dipesan. Saat menu dihidangkan, kami heboh menyantap makanan yang pedas. Huwa, huwa, hah hah. Tapi, biar pedas, rasanya enak, maknyus, nendang abis :D. Setelah selesai makan, masih heboh bayar tagihan. Haha ampyun deh. Maklumlah rakyatnya banyak :D


Info tambahan nih buat yang berminat mencicipi menu Mbah Jingkrak: 
Mbah Jingkrak terletak Jalan Kumbang no.15 (belakang MCD Bogor baru),
Bogor, Indonesia. 
Telepon: (0251) 8348550
Mobile. 0811 85 05 01 (Mr Budi)

kwetiau (agak) gosong


Apakah kamu suka kwetiau? Makanan ini enak. Kenyal-kenyal gimana gitu, hehe... Biasanya kalo beli bakso di Mas Obenk, saya suka minta kwetiau sebagai pengganti mie kuning. Makanan yang satu ini bisa jadi hidangan lezat jika kita bisa memasaknya dengan tepat. 

Suatu hari, saat saya sedang menjelajah makanan di BTM (Bogor Trade Mall), saya tergoda untuk mencicipi kwetiau goreng. Seumur hidup (haha lebay :D) saya belum pernah merasakan kwetiau goreng. Jadi saat itu untuk pertama kalinya sejak saya terlahir ke dunia, lidah saya mengunyah kwetiau goreng. 

Dalam bayangan saya, pasti menu kwetiau yang saya pesan akan terasa enak. Namun, ketika pramusaji menyajikan piring kwetiau di hadapan saya, mata saya terbelalak. Selain penampilan hidangannya yang kurang eye catching, saya menangkap butir-butir hitam di kwetiau yang disajikan. "Hah, kok gini?" protes saya dalam hati :D. Awalnya saya sempat mengira yang hitam-hitam itu adalah merica, tetapi setelah diuji coba oleh lidah ternyata ada aroma gosong (wkwkwk). 

Alih-alih kecewa, saya malah ngakak sambil menyantap kwetiau itu perlahan-lahan. Sebenarnya rasanya enak, cuma ada bau-bau gosong, jadi kurang terasa nikmat. Akhirnya, dengan berat hati saya menyerah. Kwetiau itu tidak saya habiskan.

Taraaaa! ini dia kwetiau-nya. Untuk menghindari pencemaran nama baik, saya akan merahasiakan nama rumah makannya. Silakan diamati! :D


Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy