RSS

Jika Aku Menjadi



Jika aku menjadi seperti yang lain
Hidup bercahaya
Mungkin saja aku kehilangan rasa syukur
Tak tersenyum dalam damai
Coba kau jadi aku
Sanggupkah bernafas tanpa udara?
Namun kunikmati nasib dan takdir hidup ini
Bila Tuhan yang mau

Jika aku menjadi
Mengubah melawan garis yang tertulis
Bukannya Tuhan tak mendengar doa kita
Dia tahu yang terbaik
Jika aku menjadi

Itu adalah penggalan lirik lagu. Tahu lirik di atas? Yupz, itu lagu Melly Goeslow. Tentu saja, lagunya mellow. Cocoklah untuk didengar telingaku (hehe). Sengaja ku-copas. Tapi, aku tidak akan membahas lagu di atas. Hanya terus terang lagu itu menginspirasiku untuk membuat tulisan ini (hehe).

Jika aku menjadi??? Emm... jika aku menjadi bunga, kau yang jadi kumbangnya. Jika aku menjadi prangko, kau yang jadi amplopnya. Jika aku menjadi ratu, kau yang jadi rajanya. Jika aku menjadi putri, kau yang jadi pangerannya. Jika aku menjadi dokter, kau yang menjadi pasiennya. Jika aku menjadi guru, kau yang menjadi muridnya. Jika aku menjadi foto model, kau yang menjadi fotografernya. Jika aku menjadi istri, kau yang jadi suaminya. Halah, ngelantur tingkat tinggi... wkwkwk. Maaf maaf, intermezo dikit (wehehe).

Jika aku menjadi? Sungguh, aku tak ingin menjadi siapa-siapa, hanya ingin menjadi diri sendiri (hehe... sok bijak :D). Aku bahagia dengan keadaanku sekarang. Aku bahagia menjalani hidupku. Aku bahagia dengan apa-apa yang kupunya dari pemberian-Nya. Jika ada beberapa impian yang belum kukecap, aku hanya perlu bersabar dan berusaha. Aku yakin mimpiku akan terwujud. Sungguh, Allah Maha Mendengar rintihan hamba-Nya. Jika pun nanti mimpi itu tak sesuai dengan angan-anganku, aku harus berusaha ikhlas menerimanya. Aku yakin semua keputusan-Nya atas hidupku adalah yang terbaik. Sungguh, Allah Mahatahu hal terbaik untuk hamba-Nya. Dengan keyakinan itulah, aku bisa menerima dan menjalani hidupku dengan tenang.

Well, waktu kecil, aku pernah bermimpi ingin menjadi dokter. Dilihat-lihat, kayaknya elegan dan keren kalau memakai jubah/jas putih (hehe). Waktu kecil, aku punya tekad ingin bisa mengobati ibu, ayah, dan adik-adik kalau mereka sedang sakit. 

Seiring waktu berjalan, keinginan tersebut hanya tinggal keinginan. Apalah dayaku, ternyata aku tidak kuat berada di rumah sakit, benci minum obat, takut disuntik (apalagi menyuntik), ngeri melihat darah, dan suka serta merta lemas mendadak tak karuan jika mendengar kata operasi. Huhu, akhirnya sirnalah keinginan itu. Ditambah lagi, ternyata biaya kuliah di kedokteran itu selangit alias mahalnya tak ketulungan. Uh uh makin menguaplah cita-cita masa kecilku.

Akhirnya, aku memutuskan mengganti cita-cita. Tapi, tak mudah memutuskan hendak menjadi apa. Aku bingung bukan kepalang. Atas arahan dan dukungan orang tua juga sanak saudara, aku memilih menjadi seorang guru. Guru? Ah, benarkah aku seorang guru? Layakkah aku menyandang predikat mulia itu? Hmm... rasanya belum. Aku masih belajar menjadi seorang guru. Masih perlu belajar untuk menjadi sosok yang layak digugu dan ditiru. 

Kini, aku merasa enjoy dengan pilihan ini. Aku bahagia karena Allah telah menakdirkanku menjadi seorang calon guru. Tidak, aku tidak berniat ingin menjadi apa pun lagi. Aku hanya ingin menjadi guru yang baik, guru yang mampu memberi keteladanan, juga guru yang bersikap profesional dan berdedikasi. Aku hanya ingin menjadi guru yang memberi manfaat pada siswa-siswa. Aku ingin menjadi salah satu orang yang bisa mengubah dunia dengan mencetak generasi-generasi berkualitas harapan umat. Aku ingin turut andil dalam mencerdaskan anak bangsa.

Di atas itu semua, tentu saja aku ingin menjadi hamba yang baik di mata-Nya, hamba yang patuh dan penurut pada-Nya, dan hamba yang istiqomah di jalan-Nya. Suatu saat kelak, aku ingin menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Maka, aku harus berupaya, berjuang, dan berkerja keras dengan melakukan amal-amal yang bisa menghantarkanku pada surga. Ya, hanya dengan beramal. Gelar, jabatan, harta, kedudukan, atau apa pun yang kusandang di dunia, semuanya takkan bisa membantu. Saat mati, aku hanya membawa amal.

Rabbi... berilah aku kekuatan. Beri aku hati yang kuat dan berani agar bisa mengubah apa-apa yang bisa kuubah. Beri aku hati yang ikhlas dan tegar agar bisa menerima apa-apa yang tidak bisa kuubah.

Rabbi... tuntunlah langkahku. Mudahkanlah aku dalam beramal. Ringankanlah tanganku dalam melakukan kebaikan.

Amin yaa rabbal alamin... 

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy