RSS
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

di sini di pantai ini














Di sini di pantai ini
Kami mengukir kisah
merajut cerita
memahat canda
mengecap pengalaman

Di sini di pantai ini
Kami menikmati kebersamaan
tertawa
termenung
tergelak
terpukau
ceria
bahagia
menangis
bersama-sama

Di sini di pantai ini
Alam menjadi saksi penjelajahan kami
Ada banyak kuasa-Nya yang kami tangkap
Ada banyak kebesaran-Nya yang kami saksikan

Di sini di pantai ini
Kami melihat cinta-Nya
Kami mendengar cinta-Nya
Kami merasakan cinta-Nya
Melalui deburan ombak
hamparan pasir putih
genangan air laut
eloknya batu karang
indahnya taman bawah laut
berlimpahnya ikan di lautan
langit biru yang memayungi
awan yang berarak
nyanyian burung yang menghibur
jajaran pohon yang berbaris
mentari yang muncul tenggelam
purnama yang menghiasi malam
gemintang yang bertabur di langit

Di sini di pantai ini
Kami menikmati suguhan rahmat-Nya
luapan karunia-Nya
limpahan rezeki-Nya
curahan kasih-Nya

Di sini di pantai ini
Kami membaca ayat-ayat-Nya
yang tersaji dari ciptaan-Nya


Tanjung Lesung, Juli 2011

kala flu melanda


beginikah rasanya?
berat dan ngilu
kering dan perih
serasa digodam palu
serasa ditusuk-tusuk duri

beginikah rasanya?
menunduk susah
berjalan payah
berbaring tidak mudah
mesti banyak-banyak menengadah

beginikah rasanya?
pahit dan kecut
tak ada selera
sulit mendeteksi rasa
sulit mencerna aroma

beginikah rasanya?
sungguh tak nyaman
sungguh tak enak
sungguh menyiksa
tapi aku tak kuasa

beginikah rasanya?
kala flu tengah menyerang
badan demam panas dingin
kepala pusing tujuh keliling
hidung mampat membuat sesak
mata perih berair

"Tuhan...
semoga ini akan berakhir segera
semoga sabarku tetap menebal
hingga keadaan memulih
seperti sedia kala.. amin.."

aku masih di sini


aku sedang berdiri di sini
menunggu datangmu
sesekali aku menoleh
menengok kiri kanan
berharap sosokmu muncul

waktu mulai merangkak
kau tak jua datang
hatiku cemas tak berperi
wajahku menengadah ke langit
mengirim sejumput doa
berharap Dia akan mengirimmu
ke hadapku segera

pun sampai kakiku lelah
wujudmu tak jua muncul
hanya bayangmu yang samar menghantui
sementara hari menggelap
matahari menghilang
awan tebal menutupi semesta
langit memuntahkan berjuta-juta tetes air
angin menderu kencang

hingga esok pun tiba
hari baru menjemput
matahari kembali menghangat
aku masih tetap di sini
menanti hadirmu
sementara orang-orang mulai berbisik
mencibir, mengejek, mengolok

hari bergulir pasti
waktu bertukar cepat
aku masih tetap di sini
menunggu dirimu
sementara orang-orang sibuk mencela
menertawakan tingkahku
menggunjing kebodohanku
mengatakan betapa konyol aku

aku tak peduli
tak seharusnya memang aku peduli
biar saja mereka tertawa
biar saja mereka mengejek
aku takkan goyah
aku akan tetap menunggumu

"Tuhan, di manakah dia?
mengapa dia tak datang?
kumohon Tuhan, jaga dia
antarkan dia padaku
segera, detik ini juga"

Karena Kau Amat Berharga, Sahabat...


#Rindu untuk Sahabat#

Sahabatku…
Berbagai peristiwa yang kita lalui
Tak pernah dapat kuhapus
Namun ‘ku tak tahu
Kau dapat merasa apa yang kurasa

Sahabatku…
Betapa hariku perih bila tak ada kamu
Pikiranku terlarut memikirkanmu
Daun-daun berbisik kepadaku
Sayangku tak pernah berakhir

Sahabatku…
Aku memanggilmu dalam keheningan
Berharap kau di sini menemani hati ini
Melenyapkan rindu yang membelenggu
Kini kasihmu tak dapat digapai tangan


#Karena Kau Sahabatku#

Ketika kau sedih
Aku akan mengeringkan air matamu

Ketika kau cemas
 Aku akan memberimu harapan

Jika kau nyaris menyerah
Aku akan membantumu bertahan

Ketika kau tersesat,
tak bisa melihat terang
Aku akan menjadi lenteramu
dan menuntun jalanmu
Agar kau selalu tersenyum padaku

Dan jika perlahan kau melupakanku
Aku akan tetap ada di sini untukmu
Jika kau bertanya, kenapa?
Karena kau sahabatku


#Kau#

Setiap tetes air mata
adalah karenamu
Kau suka dalam dukaku
Kau duka dalam sukaku

Dalam tawamu
Meski serasa berat, hati tersayat
Aku tersenyum

Dalam tangismu
Serasa perih, hatiku lirih
Aku menangis

Begitu banyak serpihan jiwaku berserakan
Aku tak peduli
Karena kau
membuatku lebih berarti


#Sahabat#

Sahabatku…
Sejuta tawa, kau ada
Sejuta tangis, kau hadir
Dalam keluh kesahku, kau bunga
Semangat dalam menjalani hari

Sahabatku…
Kau tak pinta muluk
Kau tak pinta lebih
Kita mau
Kita hanya tinggal menunggu
Hingga suatu hari
Hari yang pasti tiba
Dan…
Kita tertawa bersama
Sahabatku…



#Teman#

Teman…
Kau selalu terkesan
Untuk masa yang tertantang
‘kan kuingat waktu bersama
Menjelang hari yang akan datang
‘ku rindukan tawa kita bersama
Derap langkah yang penuh semangat
Tawa dan canda saat meraih asa
Saat duka melanda
Hanya sebuah curahan yang kita perlukan

Teman…
Akankah ini abadi
Tanpamu duniaku takkan ada
Warna pelangi


Catatan: itu beberapa puisi tentang sahabat buah karya siswa-siswaku. 
Bagus-bagus bukan? :D

menyukaimu kesekian kalinya


malam boleh saja suram
langit boleh saja kelam
gelap pekat merajai semesta

saat kau di atas sana
dunia terasa terang
kau berpijar indah
membagi cahaya pada jagad raya

dan aku
tak pernah bosan memandangmu
tak jemu menatapmu
takjub dengan kemunculanmu selalu

memandangmu membahagiakan
sinarmu ingin kuraup
akan kusimpan pada wajahku
biar dunia tahu
aku mengagumimu
kaulah satu bukti kebesaran-Nya

aku selalu menyukaimu
meski tak setiap hari kau hadir
aku menyukaimu
dulu, kini, hingga nanti
mungkin sampai 'ku mati

dengarlah bisikku, wahai dewi malam
'tuk kesekian kali aku menyukaimu
pesonamu akan kuukir dalam hati

aku rindu berada di sini


Aku suka berada di sini
Menatap kilauan air laut membiru
Menatap langit biru tanpa ujung
Memandang ombak bergulung-gulung
Memandang karang tegar berdiri

Aku suka berada di sini
Bermain-main dengan pasir
Merasakan lembutnya diinjak kaki
Bermain-main dengan air
Merasakan dinginnya di pori-pori

Aku suka berada di sini
Melihat pohon kelapa melambai-lambai
Melihat nelayan terapung di tengah laut
Menghirup angin yang berhembus
Menghirup aroma khas nan unik

Aku suka berada di sini
Menyaksikan mentari perlahan beranjak
Menyaksikan langit menggelap
Menikmati sepotong panorama senja
Menikmati cahaya jingga terbentuk sempurna

Sudah lama aku tak ke sini
Lama sekali hingga aku tidak ingat
Waktu terakhir mengunjunginya
Yang kutahu dalam hati,
kini aku ingin berada di sini
Aku rindu berada di sini

memandangmu dalam diam


Kau berdiri gagah di ujung sana
Aku hanya mampu memandangmu dari jauh
Sosokmu menjulang tinggi
Tanganku yang pendek ini
sulit meraihmu
Tubuhku yang kecil ini
tak bisa merengkuhmu

Diam-diam aku hanya mengagumimu
Pesonamu amat menyihir
Mendatangkan rasa ingin yang kuat
Menghadirkan tekad yang bulat

Semakin memandangmu
Rinduku menyeruak
Kapankah aku bercengkrama denganmu?
Kapankah kuhabiskan waktu di dekatmu?

Rasanya tak sabar lagi
Menahan gejolak ini
Rasanya tak kuat lagi
Membendung keinginan ini
Tunggu hingga kudatang

Puisi Cinta Edisi Pelajaran


 #Puisi Cinta AKUNTAN#

Wahai kekasihku, 
debetlah cintaku di neraca hatimu, 
'kan ku jurnal setiap transaksi rindumu, 
hingga setebal laporan keuanganku. 
Rekonsiliasikanlah hatiku & hatimu, 
bila masa jatuh tempo telah tiba, 
jangan kau retur kenangan indah kita, 
biarlah ia bersemayam di reksadana asmara. 
Jika di hari closing nanti tidak ada kecocokkan saldo, 
mungkin cinta kita harus dijurnal balik.
[Anne Ahira]


#Puisi Cinta FISIKA#
  
Pertama kali bayangmu 
jatuh tepat di fokus hatiku. 
Nyata, tegak, diperbesar 
dengan kekuatan lensa maksimum. 
Bagai tetes minyak milikan 
jatuh di ruang hampa. 
Cintaku lebih besar 
dari bilangan avogadro...
[anonim]


#Puisi Cinta KIMIA#

Waktu kutulis surat ini, 
aku sedang menyelesaikan run-ku 
yang kedua puluh dua. 
Entahlah.. 
kala memandang kukus jenuh 
yang mengepul manja 
hingga terbirit malu meninggalkan boiler, 
aku lihat bayanganmu di sana. 
Bayangan syahdu, gemulai, sendu 
yang dihiasi dengan senyum continuous 
yang meneduhkan, 
namun di balik keteduhan itu 
terdapat cahaya yang sanggup 
memancarkan berjoule-joule energi 
untuk menggerakkan turbin hatiku.
[anonym] 


#Puisi Cinta KEDOKTERAN#

Gambaran radiografi inginmu non-visualized.
tak terdeteksi dengan USG. 
CT Scan kemauanmu tak bisa diinterpretasi. 
Anganmu tak terbaca di lembaran elektrokar-diogram. 
Jelaskan, dengan apa harus kutegakkan diagnosis cintamu?
[anonim]


#Puisi Cinta GEOGRAFI#

kekasihku...
begitu banyak penduduk bumi
namun hanya kau yang menghuni hatiku
begitu banyak bintang di langit
namun hanya kau yang bersinar di langit hatiku

demi melihat dirimu
lautan akan kuseberangi
gunung akan kudaki
hutan akan kujelajahi
daratan akan kulintasi
lembah akan kuturuni
tebing akan kunaiki
aku rela melintas samudera atau benua
asal kita bisa berjumpa di semesta-Nya

kekasih, mengingatmu menimbulkan tsunami di mataku
hatiku gempa membayangkanmu
kurasa hanya kau yang bisa meredakan gempa ini

kekasih, bersembunyi di wilayah bumi manakah engkau?
sejauh apa jarak antara kita?
sejauh matahari dengan bumi?
sejauh bumi dengan mars?
beri aku peta dunia biar tahu keberadaanmu
kekasih, aku selalu memantau prakiraan cuaca
agar tak kehujanan ketika mengorbit menuju hatimu
[Ai Warni]


#Puisi Cinta BAHASA&SASTRA INDONESIA#

satu kata tak mampu kuucapkan
satu frase tak sanggup kusebutkan
satu kalimat tak bisa kurangkaikan
satu paragraf?
hanya keajaiban yang mampu mengurainya

Kekasih…
Bagaimana kudeskripsikan rasaku?
Sejuta bait puisi bisa kucipta,
tapi tak mungkin cukup mengungkap isi hatiku.
Seribu cerpen bisa kucipta,
tapi takkan bisa mewakili gejolak jiwaku.

Sifat kita memang berantonim,
namun kuyakin rasa kita bersinonim.
Biarlah kita atasi perbedaan ini
dengan diskusi dan komunikasi.
Perbedaan ini bukan untuk diperdebat
Perbedaan ini akan membuat kisah kita berwarna

Jika masanya tiba,
kuyakin kisah kita bisa sefenomenal film AADC,
sespektakuler novel  AAC,
bahkan kisah kita akan mengalahkan drama Romeo Juliet
karena kisah kita bukan fiksi
kisah kita ‘kan terukir abadi
dalam diary bernama hati
[Ai Warni]

Titipan Rindu



bentangan jarak, ruang, dan waktu
menghadirkan suatu rasa dalam hati
rasa yang tak bisa dicegah
menyusup lembut mengisi rongga

seiring hari berganti
rasa ini makin melenguh tak tertahan
rasa ini makin membuncah
kuat memenuhi sukma

rasa ini bernama rindu
yah, hatiku merindu
jiwaku merindu
rindu pada sosokmu
rindu pada candamu
rindu pada tawamu
rindu pada nasihatmu

rindu ini bersemi
melumuri sepotong hati
 namun apa dayaku
aku tak sanggup menembus jarak
untuk bercengkrama denganmu

maka…
telah kutitipkan rinduku pada semilir angin
biar hembusannya mendinginkan pikiranmu

telah kutitipkan rinduku pada sang mentari
biar sinarnya menghangatkan hatimu

telah kutitipkan rinduku pada gemericik hujan
biar tetesannya menyejukkan jiwamu

telah kutitipkan rinduku pada rerumputan
biar goyangannya menghibur gundahmu

telah kutitipkan rinduku pada sang rembulan
biar cahayanya menerangi malammu

telah kutitipkan rinduku pada bintang gemintang
biar kelap-kelipnya menemani sepimu

telah kutitip rinduku pada burung di angkasa
biar siulannya meramaikan hari-harimu

telah kutitipkan rinduku pada Sang Penggenggam Jiwa
biar Dia yang mewakiliku menjagamu
biar Dia yang mewakiliku melindungi dirimu
biar Dia yang membimbing langkahmu

di sini, dalam jarak ribuan kilo darimu
aku merindukanmu, sahabat

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy