RSS

Kerang Rebus atau Kerang Mutiara?



Baca yuk kisah inspiratif berikut! ^_^

“Kamu tahu proses terjadinya mutiara?” tanya bapak saya yang gagah dan berkulit legam.
Saya menggelengkan kepala.

Sambil merangkul pundak, beliau melanjutkan ceritanya.
“Waktu kerang muda mencari makan atau bergerak untuk pindah,
ia akan membuka cangkang penutup badannya.
Buka... tutup... buka... tutup.
Nah, suatu kali, di saat cangkang itu terbuka,
sebutir pasir masuk ke dalam cangkang kerang itu.
Sang kerang pun menangis sambil memanggil-manggil ibunya,
‘Bu... sakit, Bu... sakit, ada pasir masuk ke dalam tubuhku’ ujarnya sambil berteriak.”

“Sang ibu menjawab, ‘Sabar ya, Nak, jangan pedulikan sakit itu.
Bila perlu berikanlah kebaikan kepada pasir yang telah menyakitimu’.
Kerang muda pun menuruti nasihat ibunya.
Ia menangis, tapi air matanya ia gunakan untuk membungkus pasir yang masuk ke dalam tubuhnya.
Hal itu terus-menerus ia lakukan.
Dengan baluran air mata itu, rasa sakitnya pun berangsur berkurang, bahkan kemudian hilang sama sekali.”

“Beberapa saat kemudian, kerang-kerang itu dipanen.
Kerang yang ada pasirnya dipisahkan dari kerang yang tidak ada pasirnya.
Kerang tak berpasir dijual secara obral di pinggir jalan menjadi kerang rebus,
sedangkan kerang yang berpasir dijual ratusan,
bahkan ribuan kali lipat lebih mahal dibandingkan kerang tak berpasir.
Mengapa bisa begitu? Karena pasir yang ada di dalam kerang itu telah berubah menjadi inti mutiara.
Ya... butiran pasir itu telah dibalut dengan lapisan air mata menjadi mutiara.”

Setelah menarik nafas panjang, bapak melanjutkan,
“Kalau kamu tidak pernah mendapat cobaan,
kamu akan menjadi seperti kerang rebus atau kerang yang tidak ada harganya.
Tapi kalau kamu mampu menghadapi cobaan,
bahkan mampu memberi manfaat pada orang lain ketika kamu sedang mendapat cobaan, kamu akan menjadi mutiara.”

“Kamu memilih menjadi apa? Kerang rebus atau kerang mutiara?” tanya bapak.
Belum sempat kujawab, beliau menambahkan,
“Kalau kamu memilih jadi kerang rebus, kamu akan dijual secara obral di pinggir jalan.
Sebaliknya, kalau memilih menjadi mutiara,
kamu akan berada di tempat-tempat terhormat dan juga dipakai oleh orang-orang terhormat.
Hargamu mahal. Hidup adalah pilihan, terserah kamu.
Kamu boleh pilih mau jadi kerang rebus atau kerang mutiara. Kamu pilih jadi kerang apa?”

Mendengar penjelasan bapak sebelumnya, dengan mantap saya menjawab, “Aku memilih jadi kerang mutiara, Pak.”

Itulah sepenggal percakapan Pak Jamil Azzaini dengan ayahnya tentang proses terjadinya mutiara di belantara lautan (Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia: 10).

Betul sekali, kawan. Bila ingin menjadi mutiara di masa yang akan datang,
kita harus bersabar dan terbiasa menghadapi berbagai cobaan.
Jika enggan menerima cobaan dan menerima rasa sakit,
di masa yang akan datang mungkin kita akan menjadi kerang rebus yang nilainya sangat murah.
Coba saja simak perjalanan hidup orang-orang besar dan sukses dunia.
Dari zaman Nabi Adam sampai abad milenium,
kita akan menemukan sejarah kehidupan mereka yang penuh dengan cobaan dan rasa sakit sebagaimana sebutir pasir yang masuk ke tubuh kerang.

Memang, rasa sakit, perih, sakit hati, kekecewaan dan kesedihan bukanlah sesuatu yang kita cari.
Jalan terbaik yang harus kita pilih jika hal itu menimpa kita adalah sama seperti sikap kerang belia: hadapi kenyataan dan tahan rasa sakit itu penuh dengan kesabaran.
Pilihan ada pada diri kita, ingin menjadi sebutir mutiara yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah atau hanya sekadar menjadi kerang rebus yang dijual dengan harga sekian ribu per porsi.

Mari bercermin pada diri kita saat ini, sebutan apa yang pantas buat kita: kerang rebus atau mutiara??? :)

3 komentar:

Unknown mengatakan...

nice!!! ^____^

hidup ini memang penuh dengan pilihan...
dan dalam hidup ini tak selalu manis seperti kembang gula...

setiap pilihan selalu ada resiko atau konsekuensi dan setiap keinginan selalu ada cobaannya... jadi.. jangan lepaskan syukur, sabar dan ikhlas dalam hidup kita... karena 3 hal itu adalah kunci yang memperingan langkah kita dalam menjalani hidup ini...

uhuk uhuk... komennya panjang yaaa ckckck

Ai Warni mengatakan...

like it bay.. ^_^
gpp, mau sepanjang jalan tol pun pasti kubaca kok.. hihihi..
btw, tumben bisa bijak, hehehe.. pis! ^^v

Unknown mengatakan...

klo sering2 bijaknya nanti dibilang sombong... xckxkxkxk

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy