Saat menonton pun, mataku sering juga dipenuhi air mata. Itu kalau kisah yang kutonton mengharukan. Lagi-lagi aku mudah terbawa emosi. Bahkan, saat menyaksikan adegan memilukan dalam kehidupan nyata pun, mataku suka berkaca-kaca. Aku suka tidak tahan melihat penderitaan orang lain. Apalagi jika aku sendiri atau orang-orang tersayang yang mengalami kejadian memilukan itu, pastilah aku menangis juga. Oh, Tuhan... aku benar-benar putri menangis (lebay.com :D).
Teman-teman kadang heran jika melihat mataku merah dan bengkak. Tentu secara spontan mereka akan bertanya, "Kenapa?". Aku hanya bisa tersenyum sambil pura-pura mencari alasan atau menjawab dengan asal, "Kelilipan debu." (hehe). Maaf deh, terpaksa kurespon begitu karena aku malu untuk menceritakan yang sebenarnya (hehe).
Sebenarnya, aku berusaha untuk tidak menangis, tapi membendung air mata itu susah ternyata. Tiba-tiba saja menetes dan mengalir menuruni pipi. Hmm... kadang setelah membaca atau menonton, kepalaku sering pusing. Mungkin akibat menangis tadi. Tapi, anehnya aku tidak kapok membaca cerita-cerita sedih atau menonton kisah-kisah duka. Malahan, aku memiliki pendapat konyol, "Cerita yang bagus adalah cerita yang berhasil memancing air mataku keluar," (hehe).
Penasaran deh, apakah sahabat juga begitu? Menangis diam-diam saat membaca atau menonton cerita mengharukan dan menyedihkan? Wajar saja kan kalau akhirnya aku menangis? (hehe... minta dukungan nih ceritanya :D).
Kalau lagi sadar (hehe), kadang aku menertawakan aksi menangis yang kulakukan. Ah, rasanya konyol. Terkesan kekanak-kanakan. Pasti akhirnya aku menjitak kepalaku sendiri karena gemas (hehe). Timbul pula pertanyaan dalam hati, "Apa aku telah bertindak berlebihan? Apa air mataku terbuang sia-sia?". Ah, biarlah... itung-itung membersihkan mata dari debu-debu (hehe).
0 komentar:
Posting Komentar