RSS

Terjebak Kemacetan


di bawah terik mentari,
di antara serbuan debu-debu,
di tengah lalu lalang kendaraan,
di antara hentakan deru-deru,
di tengah pergerakan arus lalu lintas,
motor kami melaju pasti,
membelah jalanan pajajaran yang asri.

jalanan dipenuhi beragam kendaraan.
sisi kiri, kanan, dan tengah dipenuhi mobil.
motor kami terhimpit,
terjebak arus kemacetan.
terlambat sudah untuk berputar,
tak ada waktu untuk berbelok arah.
kami hanya bisa pasrah,
bergerak merayap ke arah depan,
perlahan mengikuti irama kendaraan lain,
sebelum akhirnya berbelok di tikungan,
tepat di depan ekalokasari.

tiba di arah sebaliknya,
bukan kelegaan yang kami temui.
nafas kami tersedak,
mata kami melotot,
wajah kami menganga,
menyaksikan kendaraan berderet-deret,
penuh dan berhimpitan memenuhi jalan.
tak ada lagi jalan pintas,
kami pun mengantre di belakang.

waktu makin bergerak cepat,
tak kenal kompromi,
tak kenal situasi.
keringat mulai bercucuran,
kepala terasa nyut-nyut,
mata perih berkedip-kedip,
rasa pegal datang menyerang,
tapi apalah daya,
kami tak bisa bergerak,
tertahan kendaraan lain.

iseng mataku melihat ke sekeliling
takjub sudah dengan pemandangan sekitar
samping kiri, samping kanan, 
di depan juga di belakang,
mobil-mobil mewah mengerubungi,
kinclong seperti habis dimandikan,
kami hanya bisa berdecak,
ckckck...

jarum jam terus berputar.
tepat ketika kebosanan kami menemui ujungnya,
mobil di depan bergerak.
serta merta motor kami mengikuti,
meliuk-liuk mencari jalan agak lengang.
akhirnya tiba di sebelah kiri jalan,
melaju lumayan lincah,
tanpa banyak penghalang,
namun harus tetap waspada,
saat motor lain tiba-tiba datang,
memotong dan menyergap perjalanan kami,

tepat di persimpangan,
aku minta diturunkan.
sahabatku melanjutkan perjalanan
setelah berpamitan denganku.
kuiringi kepergiannya dengan lambaian tangan,
juga ucapan terima kasih dan nasihat ringan.

mataku meliuk-liuk,
mencari angkutan menuju desa.
sampai pegal tak juga ekor mataku menangkapnya.
kuputuskan berjalan kaki,
melangkah di sisi kiri trotoar.
sementara kendaraan berjejer padat
di separuh jalan yang searah denganku.
oi, oi, batutulis macet total.

aku terus melangkah perlahan-lahan,
tak kuhiraukan pegal di kaki.
berharap di depan ada angkutan yang kutuju,
namun hingga kakiku melangkah jauh,
tak jua ketemui wujudnya.
rasa haus menjalar,
ketika melewati kios penjual es kelapa,
aku berbelok sebentar,
memesan satu bungkus.
transaksi usai, aku meraih bungkusan itu,
cepat-cepat melanjutkan perjalanan,

tiba di pertigaan, 
kuputuskan untuk menunggu saja
sambil menikmati minuman.
panas menyerang,
menit-menit terbuang percuma,
yang ditunggu tak kunjung tiba.
kusaksikan kendaraan hanya bergerak perlahan,
mungkin jalan itu begitu sempit 
untuk menampung kendaraan bejibun.
penantianku dipertaruhkan,
mustahil akan ada angkutan melintas dalam waktu dekat.
aku memikirkan satu kemungkinan,
angkutan ke arah bogor berbalik arah.
oh, tolonglah aku, Allah...

sejurus kemudian pikiranku menjelma,
angkutan ke bogor berbalik arah,
yes, pekikku gembira!
entahlah... 
sopir itu sepertinya mampu membaca isi pikiranku
tapi mustahil.
aha, bisa jadi dia memikirkan hal sama denganku?
oh, no! 
pasti Allah yang mengirimkan ideku di kepala sopir itu.
ya ya, itu lebih realistis.
tak ada yang mungkin bukan bagi-Nya?
ah, akhirnya aku bisa pulang.

*ceritanya aku sedang melaporkan peristiwa dengan gaya berpuisi.
 begitulah hasilnya... wajar kalau agak aneh... :D

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy