RSS

cerita saat hujan


Hujan selalu mendatangkan kedamaian dan ketenangan. Kadangkala hujan juga menyuguhkan kejadian tak terduga alias kejutan. Seperti yang kualami dua hari lalu, hujan telah memberikan cerita indah untuk dikenang. Sore itu sekitar pukul 4 aku dan temanku pulang dari tempat kerja. Sebelum pulang, kami mampir lebih dulu ke pasar untuk membeli sepatu. Tak mudah menemukan sepatu yang cocok dan nyaman di kaki hingga kami terpaksa berkeliling dari satu kios ke kios lain. Setelah lelah berjalan, kami menemukan sepatu yang dicari.

Keluar dari pasar kami berjalan menuju angkot. Beruntung tak lama kemudian angkot yang kami tunggu melintas. Dalam perjalanan pulang kami memutuskan akan membeli bakso Larewo yang terletak di Pamoyanan, Bogor Selatan. 

Saat itu cuaca masih cerah. Cocok untuk jalan-jalan sore. Namun, saat tiba di Sukasari, cuaca mulai mendung. Satu dua tetes air hujan mulai berjatuhan. Makin mendekati Pamoyanan, hujan makin bertambah besar. Kami turun dari angkot disambut guyuran hujan yang cukup deras. "Waduh, mana aku nggak bawa payung... gimana ini?" ucapku agak bingung. Untungnya, temanku membawa payung. Akhirnya aku ikut berlindung di bawah payungnya. Kami pun menyeberang. Saat melangkah ke kios bakso Larewo, kami melihat kiosnya sudah tutup. "Yaaaaah...," keluh kami kecewa. "Kita makan lo mie aja di Cipaku?" ajak temanku. "Oke deh...," jawabku tanpa banyak berpikir. Dari dulu aku juga memang penasaran ingin mencicipi lo mie yang selalu ia ceritakan.

Jarak antara kios bakso Larewo dengan kios lo mie Cipaku cukup jauh. Karena tidak ada tempat berteduh, kami langsung mengambil langkah menuju tempat jualan lo mie. Kami berjalan beriringan di bawah guyuran hujan. Payung yang kecil itu tak mampu melindungi seluruh tubuh kami sehingga sebagian baju kami basah. Jalan yang kami lalui agak sempit dan tidak memiliki trotoar sehingga saat berjalan berkali-kali kami diklakson dari belakang. Ah, sungguh risih dan tak nyaman. Lama-lama sepatu dan kaos kaki kami basah. Tapi kami tak memedulikannya. Kami terus berjalan sambil menertawakan keadaan yang menimpa kami tanpa mempedulikan keadaan sekitar. 

"Mendapatkan sesuatu yang diinginkan itu memang perlu pengorbanan, termasuk dalam hal ini," pikirku dalam hati untuk menghibur diri. 

Hingga akhirnya kami tiba di depan tempat jualan lo mie. "Romatis banget ya kita?" ucap temanku sambil tertawa-tawa. Aku mengangguk menyetujuinya. Hmm... dipikir-pikir, berjalan sepayung berdua di bawah guyuran air hujan itu memang amat romantis :D.

Kami langsung memesan dua mangkuk lo mie dan dua botol teh. Tak lama pesanan kami siap. "Oh lo mie itu kayak gini..." ujarku saat melihat lo mie disajikan si pedagang. Sebelum diaduk ternyata mirip bubur karena di atasnya ditaburi kerupuk. Setelah diaduk lebih terlihat mirip sup krim karena memang kuahnya kental. Nah, setelah dicicipi rasanya mirip bakso (hehe). Yupz, lo mie adalah kombinasi mie dan bakso dengan kuah maizena (kalo tak salah) dan taburan kerupuk. Kami pun segera menyantapnya dengan lahap :D. Enak enak enak :D. Dalam sekejap mangkuk yang tadinya penuh itu langsung ludes tak bersisa. "Laper, maruk, apa doyan, neng?" (hehe).

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy