RSS

Belajar pada Hamparan Padi


Hidup adalah serangkaian proses belajar. Belajar bisa dilakukan kapan pun, di mana pun, pada siapa pun, dan pada apa pun. Tak terbatas waktu. Tak terbatas ruang atau tempat. Tak terbatas usia. Sejak dalam buaian sampai liang lahat, kita dianjurkan untuk belajar. Belajar segala hal, terutama belajar tentang sesuatu yang bisa mendekatkan kita pada-Nya. Tapi, tentu saja tidak boleh belajar tentang ilmu sihir, ilmu hitam, dan ilmu-ilmu perdukunan yang diharamkan Allah.

Segala yang ada di sekitar kita bisa dijadikan sumber belajar, contohnya sawah. Dari hamparan sawah kita bisa belajar tentang perjuangan, pengorbanan, keuletan, kedisiplinan, keteraturan, kerja keras, dan kegigihan. Ternyata untuk menghidangkan sepiring nasi putih di atas meja makan, proses yang harus dilalui amat panjang, Sodara-Sodara. Sungguh berbanding terbalik dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan sepiring nasi yang hanya 10-15 menit.


nasi yang kita makan setiap hari,
awalnya berasal dari sini.
terima kasih Pak Tani,
jerih payahmu amat berarti
bagiku dan seluruh anak negeri.
semoga engkau selalu dalam lindungan rahmat Illahi.
amin ya rabbal alamin.


Perhatikan padi yang telah menguning pada foto di atas. Apa yang Sodara pikirkan? Sambil menunggu Sodara berpikir (heh heh), biar saya dulu yang menyampaikan buah pikir yang muncul di benak saya ketika menyaksikan hamparan padi yang siap panen itu. Sungguh, ketika melihatnya, saya teringat pada sebuah peribahasa begini, "Bagai ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk". Apa Sodara pernah mendengar peribahasa itu? Dulu pas SMP pernah diajarin loh di sekolah. Jadi, ingat dong... ^_~

Nah, pas saya perhatikan, emang betul tuh peribahasa. Semakin berisi butir-butir beras, tangkai padi akan semakin merunduk. Suer deh, yang menciptakan peribahasa itu pintar banget (hehe).

Sekarang tinggal kaitkan dengan diri kita (kita? elo aja kali, gue kagak :D). Oke deh, sekarang saya mau merenung ^^. Ya Allah, betapa malunya diri ini jika punya ilmu tak seberapa, tapi sudah sombong setinggi langit. Betapa tidak tahunya diri ini jika pengetahuan hanya seujung kuku, tapi takaburnya kebablasan. Seharusnya semakin tinggi ilmu dan semakin luas pengetahuan yang dimiliki, saya harus makin menjadi sosok yang rendah hati dan memiliki akhlak terpuji lainnya.

Sebanyak apa pun ilmu saya, seluas apa pun pengetahuan saya, atau setinggi apa pun pendidikan saya, saya hanyalah hamba hina dan tak berdaya. Sungguh tak layak menyombongkan diri. Sungguh tak pantas membanggakan diri. Oleh karena itu, wahai Allah, Zat Yang Maha Memelihara, mohon jagalah sikap saya. Lindungilah hamba agar tidak berkubang dalam kesombongan. Jauhkan hamba dari sifat tinggi hati, ya Rabbi. Amin.

Wahai Sodara-Sodara yang dimuliakan Allah, ingatkan saya jika kalian melihat gelagat kesombongan dalam diri saya meskipun hanya berupa gejalanya saja. Tolong jangan sungkan-sungkan untuk menegur saya. Ingatkan saya dengan cara yang baik. Sadarkan saya dengan cara yang bijak... ^__^

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy