Aku menyukainya," bisik gadis itu pada bintang gemintang. Saat itu ia tengah duduk-duduk santai di teras rumahnya sambil asyik menikmati hamparan langit yang berkelip-kelip penuh cahaya."Seperti kau menyukaiku?" tanya sang bintang penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya sang bintang penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap sang bintang akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa sang bintang.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada rembulan. Saat itu ia tengah menatap langit kelam yang hanya diterangi cahaya bulan.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya rembulan penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya rembulan penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap rembulan akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa rembulan.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada air hujan. Saat itu ia tengah menatap butir-butir air hujan yang berjatuhan menimpa tanah pekarangan rumahnya.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya hujan penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya hujan penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap hujan akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa hujan.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada pelangi. Saat itu ia tengah menatap lengkungan pelangi yang muncul sore-sore sesaat setelah hujan.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya pelangi penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya pelangi penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap pelangi akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa pelangi.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada bunga-bunga yang cantik nan elok. Saat itu ia tengah berkeliling di taman bunga sambil bersenandung kecil.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya bunga-bunga penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya bunga-bunga penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap bunga-bunga akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa bunga-bunga.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada langit biru yang terhampar luas. Saat itu ia sedang dalam perjalanan dari rumah menuju kantor. Wajahnya menengadah untuk beberapa lama.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya langit penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya langit penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap langit akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa langit.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada awan putih yang berarak. Saat itu ia sedang dalam perjalanan dari rumah menuju kantor. Matanya lurus menatap awan hingga tak berkedip untuk beberapa saat.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya awan penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya awan penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap awan akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa awan.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada mentari pagi. Saat itu ia tengah menikmati udara pagi di teras rumahnya sambil menatap kemilau warna keemasan yang muncul di ufuk timur.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya mentari penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya mentari penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap mentari akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa mentari.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada senja yang menjingga. Saat itu ia tengah menikmati matahari tenggelam di depan rumahnya.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya senja penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya senja penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap senja akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa senja.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada gunung yang menjulang tinggi. Saat itu kakinya tengah melangkah ringan menaiki jalan menuju gunung.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya gunung penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya gunung penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap gunung akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa gunung.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada hamparan kebun teh yang tertata rapi. Saat itu iaberjalan-jalan di sekitar kebun teh.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya kebun teh penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya kebun teh penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap kebun teh akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa kebun teh.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada ilalang. Saat itu ia sedang duduk-duduk santai sambil menyantap makan siang di antara ilalang yang menjulang.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya ilalang penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya ilalang penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap ilalang akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa ilalang.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada rerumputan yang bergoyang-goyang. Saat itu ia tengah berjalan menikmati udara segar pegunungan.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya rumput penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya rumput penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap rumput akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa rumput.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada jajaran pohon-pohon tinggi. Saat itu ia sedang berjalan menikmati pemandangan alam pegunungan.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya pohon penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya pohon penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," ucap pohon akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa pohon.
"Aku menyukainya," bisik gadis itu pada kamarnya yang hening. Saat itu ia sedang berbaring di tempat tidur sambil mendengarkan alunan nasyid dari HP-nya.
"Seperti kau menyukaiku?" tanya kamar penasaran.
"Lebih dari itu," jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Kau yakin dia akan membahagiakanmu?" tanya kamar penuh selidik.
"Aku sangat yakin," jawab gadis itu mantap.
"Tapi dia sering membuatmu menangis. Kulihat kau suka meneteskan air mata kala membaca pesan singkatnya di HP-mu?" cecar kamar.
"Aku menangis karena terharu membaca kata-katanya. Aku bisa merasakan kesungguhan dan ketulusannya," jawab gadis itu lirih.
"Kadang kau juga menangis saat ia meneleponmu?" tanya kamar ingin tahu.
"Itu karena lagi-lagi aku terharu atas perhatiannya," jawab gadis itu sambil menunduk.
"Kau bener-bener bahagia jika bersamanya?" tanya kamar tiada henti.
"Ya, aku bahagia. Dia membuatku nyaman," jawab gadis itu sambil mengangkat wajah manisnya.
"Iya sih, aku juga melihatnya di wajahmu. Dia telah berhasil melukis senyuman indah di wajahmu," ujar kamar.
"Kuharap kalian bersatu selamanya," lanjut kamar akhirnya.
Maka, semesta raya pun mengaminkan doa kamar.
Perlahan gadis itu pun menengadahkan wajahnya sambil memejamkan matanya rapat-rapat. Kedua tangannya diangkat setinggi dada. Bibirnya berbisik lirih mengucapkan seuntai doa dengan penuh perasaan, "Aku menyukainya, ya Rabb... Tolong izinkan kami bersatu selamanya. Amin."