Hari ini aku dinobatkan sebagai guru teladan Bintang Pelajar tahun ajaran 2010/2011. Jujur aku kaget. Tak mengira akan meraih prestasi mengagumkan ini. Aku terhenyak di kursi saat namaku disebutkan. Rasa deg-degan dan gemetar menjalari tubuhku. "Perasaan semalam nggak mimpi apa-apa deh," pikirku dalam hati.
Orang-orang menyalami dan mengucapkan selamet padaku. Dari situ barulah aku sadar bahwa aku merasa bahagia. Bangga rasanya mendengar namaku disebut. Ah, rasanya seperti mengulang saat-saat sekolah dulu ketika pembagian rapor di kelas. Deg-degan, gemeteran, dan hati melonjak girang . Tentu saja kamu pun akan bahagia bukan saat namamu disebut sebagai juara kelas? :D
Di tengah kebahagiaan kecil itu sebenarnya aku gelisah. Hatiku diliputi sejuta tanda tanya *haha lebay :D*. Aku mengeja kata "guru teladan" dalam hati. Berkali-kali kuucapkan dalam diam. Teladan. Teladan. Teladan. Sebelumnya tentu saja aku sering mendengarnya. Namun, kini aku bingung mengartikannya. Maka, kucari dalam kamus. Ow, teladan adalah sesuatu yg patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dsb.).
"Benarkah aku guru teladan?" itu salah satu pertanyaan yang menyeruak dalam hati. Lalu, rentetan pertanyaan lain keluar. "Kenapa aku mendapat predikat ini?" "Benarkah aku berhak meraihnya?" "Apa nggak Salah?" "Apa kriteria yang dipakai?" "Pantaskah aku menerimanya?" "Siapa yang mengajukan namaku?" "Siapa yang memilihku?"
Sederat pertanyaan lain menyerbu, tumpang tindih dalam hati. Hah, kepalaku pusing sendiri memikirkannya. Namun, aku tak kunjung juga menemukan jawabannya hingga sekarang. Hanya dugaan dan perkiraan menurut sudut pandangku saja yang muncul. Kalau sudah begini, aku hanya bisa mengadukan kegundahan ini pada-Nya.
Bagaimanapun terima kasih atas hal ini ya Allah. Terima kasih telah memberiku kebahagiaan. Terima kasih telah membuatku bahagia hari ini.
Aku tahu, ini bukan akhir dari perjuanganku. Saat aku digelari "guru teladan", sejatinya aku belum layak menyandangnya. Aku harus membuktikannya pada hari-hari mendatang. Aku harus berjuang keras untuk mewujudkannya dalam diriku. Malahan, bisa jadi ini sebagai teguran halus dari-Mu agar aku menjadi lebih baik lagi, agar aku sungguh-sungguh menjadi guru yang baik pada masa mendatang.
Kini semua mata tertuju padaku. Aku yakin meski mereka tak mengucapkannya, sebenarnya mereka pun menuntut bukti. Maka, hari esok dan seterusnya semua polah lakuku akan menjadi sorotan. Semua gerak gerikku akan dinilai. Aku tahu, ini tak akan mudah ya Allah. Tentu akan berat sekali. Ah, jujur gelar ini sungguh menyiksa! :D
Aku mohon penjagaan-Mu. Semoga aku betul-betul menjadi guru yang baik, guru yang layak dicontoh, guru yang layak ditiru. Bukan, bukan supaya aku pantas membanggakan diri jika berhasil meraihnya. Sungguh aku tak layak untuk sombong. Aku harus menjadi guru teladan karena memang seorang guru sudah selayaknya harus menjadi teladan, terutama teladan bagi siswa-siswa.