RSS

Ayah, Ibu, Izinkan Aku....


Malam ini aku mencoba menulis surat kepada ayah dan ibu. Surat yang kutulis atas rasa hormat dan baktiku kepada kalian. Kurangkai kata demi kata atas nama seorang anak yang mencintai ayah dan ibu, serta atas nama kasih sayang tak bersyarat yang telah ayah dan ibu berikan kepadaku. Biarlah surat ini menjadi  awalan bagiku untuk mengungkapkan niat yang telah lama tersimpan. 

Teruntuk ayah dan ibuku tercinta,

Allah telah menganugerahkan cinta dan kasih sayang yang tak terhingga melalui diri ayah dan ibu. Selama ini hidupku terasa indah atas hadirnya kalian dalam kehidupanku. Sungguh banyak sekali warna penuh cinta yang terlukis dalam hari-hariku bersama ayah dan ibu. Hari demi hari telah berlalu tak akan ada yang sanggup kulakukan untuk membalas jasa dan pengorbanan kalian berdua. Hanya sikap dan baktiku dan doa yang bisa kulantunkan agar Allah membalas segala yang telah diberikan ayah dan ibu kepadaku dengan balasan yang jauh lebih indah.

Ayah dan ibu tercinta, kini Allah telah menganugerahkan kepadaku perasaan cinta kepada seseorang yang kini telah hadir mengisi hari-hariku. Andai ayah dan Ibu tahu, perasaan ini sama seperti rasa cinta Fatimah kepada Ali, cinta Zulaikha kepada Yusuf, Aisha kepada Fahri, dan perasaan cinta ibu kepada ayah.

Allah telah menganugerahiku seseorang yang mungkin adalah jawaban dari  ayah dan ibu ketika ayah dan ibu berdoa agar aku bisa mendapatkan seseorang yang baik, maka dia adalah seseorang yang sangat baik. Dia mencintai dan menyayangiku dengan tulus. Dia mengerti dan menerimaku apa adanya yang tercermin seperti tulusnya kesabaran ayah kepada ibu hingga perlahan Allah telah merajut tali kasih sayang di antara kami untuk saling mencintai.

Dari beberapa sifat yang melekat padanya mungkin ada keseriusan yang muncul dalam benak ayah dan ibu nanti aku kurang cocok dengan dirinya atau mungkin juga ayah dan ibu telah memiliki kriteria tersendiri tentang seperti apa seseorang yang akan menjadi pendampingku nanti.

Sungguh ayah dan ibu tak perlu khawatir, karena dia adalah sosok yang baik, keshalihan terpancar dengan begitu indah dari dalam dirinya.

=================

Wahai ayah dan ibu tercinta, jika harta yang diharapkan maka tidak akan ada harta berlimpah yang dapat dia persembahkan ketika ijab qabul. Jika keturunan mulia yang diharapkan, dia pun berkata bahwa dia adalah seseorang yang biasa dan berasal dari keluarga yang biasa pula.

Namun adakah ibu dan ayah melihat bahwa ketakwaan yang dimilikinya adalah lebih dari segalanya. Ingatlah ketika Ali bin Abi Thalib ditanya oleh seorang sahabat, "Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku menikahkan dia?" Lalu Ali r.a. pun menjawab, "Nikahkanlah dia dengan laki-laki bertakwa kepada Allah sebab jika laki-laki  itu mencintainya, maka dia akan memuliakannya dan jika ia tidak menyukainya, maka dia tidak akan menzaliminya."

Ayah dan ibu seperti itulah yang telah diajarkan kepada kita. Ketika dia memiliki pemahaman agama yang bagus, tentu dia tidak akan berbuat zalim kepada keluarganya. Ketika sedang marah, dia tidak mendiamkan diriku tanpa sebab. Dia pun tidak akan menjadi fitnah bagi istri dan keluarganya dengan membawa sesuatu yang munkar ke dalam rumah, namun dia akan berbuat seperti apa yang disabdakan Rasulullah saw., "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi keluarganya, dan aku adalah sebaik-baik kalian terhadap keluargaku." (H.R. Ibnu majah). Mendengar hal ini , menambah keyakinanku bahwa dia dapat membuatku bahagia dengan ketakwaan yang dimilikinya.

========================

Ayah dan ibu tercinta, sungguh kami saling mencintai karena Allah. Semoga hanya karena Allah cinta kami bukan berdasarkan harta maupun kedudukan. Karena dengan harta  yang berlimpah dan kedudukan yang tinggi, kami akan terjatuh kedalam jurang kenistaan. Cinta kami pun bukan berdasarkan keelokan paras dan keindahan duniawi. Karena semua itu akan memperosokkan kami ketika dibuai oleh banyaknya pujian.

Ayah dan ibu tercinta, mungkin niat ini terlihat terburu-buru. Namun, sungguh semua ini telah menumbuhkan kesungguhan dalam hati. Kami tidak terburu-buru, kami hanya menyegerakan agar hubungan kami berjalan tidak terlalu jauh. Kami takut jika hubungan kami berjalan terus seperti ini dalam waktu yang lama, kami akan hanyut dalam perasan. Kami takut jika hubungan kami nanti justru mengantarkan kami ke dalam lembah kemaksiatan. Sungguh, kami takut akan dosa-dosa yang akan kami dapat jika itu terjadi.

Karena itulah, ayah, ibu, izinkanlah kami mengokohkan hubungan kami dalam ikatan yang suci dan halal agar perasaan kami dapat terus tumbuh dan hidup di bawah ridha dan lindungan-Nya.

Ayah dan ibu tercinta, jika Allah mengizinkan dengan waktu yang Dia berikan, izinkanlah aku menikah dengannya. Seseorang yang sungguh-sungguh kucintai, seseorang yang telah memenjarakan hati dan perasaanku. Allah telah merajutkan benang kasih di antara kami berdua.

Ayah dan ibu tercinta, aku mohon izinkanlah aku untuk meraih kebahagiaan itu. Sebuah kebahagiaan yang telah didapat ayah dan ibu melalui pernikahan yang suci. Izinkan aku untuk merasakan kebahagiaan bersamanya dalam ikatan yang halal dan diridhai-Nya. Izinkan aku untuk hidup bersamanya dan mengisi hari-hari bersama seperti yang telah dilalui oleh ayah dan ibu. Izinkan aku untuk merasakan kebahagiaan yang bercampur kecemasan ketika menanti buah hati kami seperti yang dirasakan ayah dan ibu ketika menantikan kelahiranku dulu.

Ayah dan ibu tercinta, maafkanlah aku karena mungkin selama ini belum menjadi anak yang baik untuk ayah dan ibu. Masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang selama ini telah kulakukan kepada ayah dan ibu. Masih ada banyak harapan dan mimpi ayah dan ibu yang belum mampu kuwujudkan. Namun, ayah dan ibu tak perlu khawatir, dengan pernikahan ini tak berarti aku melupakan mimpi dan harapan ayah dan ibu terhadapku.

Meskipun telah menikah nanti, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk tetap mewujudkan mimpi dan harapan ayah dan ibu. Aku akan terus berbakti kepada ayah dan ibu. Aku pun akan membimbingnya agar turut membahagiakan orang tua kelak. Kami pun akan mendidik anak-anak kami agar mereka juga berbakti kepada ayah dan ibu. Kami akan menanamkan kepada mereka bahwa ayah dan ibu adalah orang tua yang sangat berjasa dalam kebahagiaan keluarga kami. Karena dengan izin dan ridha ayah dan ibu, kami bisa mantap dalam melangkah. Dengan lantunan doa ayah dan ibu, kami akhirnya dapat mendapatkan kebahagiaan yang ingin kami capai.


Sumber: (¯`*•.¸♥ surat cinta sang kekasih ♥¸.•*´¯)

Referensi Lainnya: http://kembanganggrek2.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy