RSS

Yang Hilang Telah Kembali


"Horeeeeeeeeee, buku-bukuku udah kembali!” pekik gadis itu. Belum lama teriakannya hilang ditelan waktu, ia kembali berseru-seru.
“Yes, yes, yes, akhirnya....” pekiknya lagi dengan jemari tangan mengepal sambil dinaikturunkan di samping dada.
“Senangnya hatiku. Turun resah gelisahku. Oh, bukuuu...," lanjutnya sambil bernyanyi (ngikut jingle iklan IN*AN* di tv :D).

Begitulah respon yang ditampakkan oleh gadis tinggi semampai itu. Ia berjingkrak-jingkrak riang sambil memasang senyum paling manis ketika kiriman paket buku yang telah ditunggu-tunggu berada dalam tangannya. Siapa pun yang melihat aksinya, pasti akan menyangkanya gila karena sejak tadi ia berbicara sambil senyum-senyum sendiri. Tapi, gadis berkerudung merah muda itu seakan tak peduli dengan keadaan sekitar. Ia terlalu bergembira hingga lupa akan penilaian orang-orang sekitar yang melihatnya. Saat ada rekan kerja yang mendekat ke arahnya, serta merta ia memamerkan buku-buku itu. Ia ingin mengabarkan pada orang-orang betapa gembira suasana hatinya saat itu. Hal itu terlihat sekali dari sorot matanya yang berbinar-binar bagai bintang timur.

Gadis itu tengah bahagia karena bisa kembali mendapatkan buku-buku favoritnya. Dulu, ia pernah kehilangan beberapa buku. Memang, buku-buku yang hilang itu tak kembali lagi. Tapi, ia mendapatkan gantinya. Judul sama, tapi wujudnya lebih bagus karena baru. Tentu saja, ia pun mendapatkan buku yang lebih banyak. Semuanya berjumlah delapan buah, padahal bukunya yang hilang hanya tiga buah. Ia berhasil membuktikan apa yang diyakininya bahwa ketika ia kehilangan sesuatu, suatu saat ia akan mendapatkan ganti yang lebih baik dari Allah. Loh, bukannya ia mendapatkan buku-buku itu dengan membelinya alias tidak gratis? Tentu saja, ia memperoleh buku-buku itu dengan membayarnya memakai rupiah. Tapi, siapa yang memberinya uang? Siapa yang melimpahkan rezeki padanya? Allah bukan? Karena rezekinya yang cukup berlimpahlah, ia bisa menyisihkan uang untuk membeli buku-buku itu. Jadi, tentu saja ada campur tangan Allah atas semua itu.


“Selamet datang buku,” ujarnya pada 5 cm, 9 Matahari, Norman Edwin, Hafalan Salat Delisa, dan Bidadari-Bidadari Surga.
“Selamet datang kembali buku,” ucapnya pada Negeri 5 Menara, Twilight, dan Ayahku (Bukan) Pembohong. Sejurus kemudian, ia berdoa dengan khusyuk.
“Semoga ada hikmah yang bisa kupetik darimu. Semoga kau membuat hari-hariku menyenangkan,” harapnya dengan lirih.

Sebelum dibaca, buku-buku itu disampulnya dengan rapi. Setelah selesai urusan sampul menyampul, disimpannya buku-buku itu di rak. Sambil menyusun buku-buku itu, mulutnya bergumam pelan hampir tak terdengar.

“Selamet bergabung dengan teman-temanmu, wahai buku. Semoga betah tinggal di sini. Hmm.. kayaknya kau akan sering berada di luar sana karena ada begitu banyak orang yang menanti untuk membacamu. Mulai besok aku akan membacamu satu persatu. Jadi, kau harus bersabar menunggu giliran. Berdiamlah dengan manis di sini. Berjanjilah, kau harus awet dan tahan rusak.”

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy