RSS

bacalah, lalu tulislah...


Membaca dan menulis adalah bagian dari kehidupan saya sehari-hari. Membaca dan menulis dalam pengertian yang luas. Bukankah ketika kita sedang menunggu kereta, melihat lalu lalang pedagang asongan, itu juga bagian dari membaca (kehidupan). Bukankah ketika kita berada di atas pesawat dan asyik memandangi awan, itu juga bagian dari membaca (kebesaran Tuhan). Itu semua kemudian ditulis (pada kertas atau dalam hati). Ketika kita melihat seorang pengemis, misalnya, di sana kita membaca, ada sesuatu yang tak beres dari kehidupan bangsa ini. Kita membaca kehidupan di sekitar kita. Lalu, kita tulislah keprihatinan kita itu dalam hati dan pikiran kita, bagaimana kita berbuat sesuatu, betapa pun kecilnya.
(Maman S. Mahayana)

catatan:
Yupz, saya setuju dengan pernyataan Pak Maman :D. Membaca dan menulis tidak boleh dilepaskan dari kehidupan kita. Membaca bukan hanya menjadikan wawasan kita bertambah, pikiran kita pun akan terbuka. Bukankah berpikir awal mula kita bisa bertindak? Dengan membaca alam, kita pun akan makin mengenal ke-Mahakuasaan-Nya. Paling tidak, rasa syukur kita pada-Nya makin bertambah ketika melihat mereka yang kekurangan dan serba terbatas dan keimanan kita bertambah ketika menyaksikan kebesaran-Nya.

Menulis juga tak kalah pentingnya dengan membaca. Selain menyalurkan gagasan kita dalam bentuk tulisan, menulis akan melatih kita berpikir sistematis dan logis. Menulis termasuk sarana ampuh untuk mengawetkan ide, gagasan, pendapat, atau pandangan kita tentang sesuatu. Suatu hari tulisan kita akan menjadi harta karun yang berharga. 

Tengoklah para tokoh di negeri mana pun. Meski jasad mereka telah dikubur, nama mereka tetap harum karena tulisan-tulisan mereka tetap tersebar. Contoh paling dekat adalah Kartini yang disebut-sebut sebagai pelopor kebangkitan kaum perempuan di negeri ini. Jasad Kartini telah lama mati, tapi idenya tetap menyebar dan sosoknya tetap hidup di hati masyarakat negeri ini. Melalui tulisannya berupa kumpulan surat yang telah dibukukan, semua orang bisa membaca dan merenungi gagasan dan pendapatnya.

Kawan, kita harus membiasakan kebiasaan baik Pak Maman: membaca dan menulis. Btw, saya jadi teringat dengan ayat pertama yang diwahyukan Allah pada Rasulullah, yaitu "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan". Lihatlah, firman Allah yang pertama pun adalah perintah membaca. Lalu, ada sabda Rasulullah yang artinya "Sampaikanlah walau hanya satu ayat". Nah, selain melalui lisan, ilmu yang kita miliki juga bisa disampaikan kepada orang lain melalui tulisan.

Ya ya, bacalah... bacalah... bacalah... tulislah... tulislah... tulislah... buka mata... buka hati... buka pikiran... saatnya membiasakan membaca dan menulis (dalam pengertian luas). Siapa tahu tulisan kita itu bisa membuka pikiran orang? Siapa tahu tulisan kita bisa menginspirasi orang untuk berubah lebih baik? Kemungkinan begitu tetap ada kan?

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy