RSS

Heni: Si Cantik Bermata Belo



Namanya Heni Handayani. Kami biasa memanggil Eni sebagai nama pendek. Kadang-kadang adeku yang lain iseng memanggilnya “Chun-Hyang” (Chun-Hyang adalah tokoh utama dalam serial drama Sassy Girl Chun-Hyang). Putri kecil ini lahir ke dunia pada bulan Ramadhan, tepatnya 31 Oktober 2004. Dia adalah adik bungsuku.

Kami beruntung memilikinya. Selain cantik, imut, dan manis, ia juga anak yang baik. Benar-benar membuat gemas. Dari kecil sudah menunjukkan gejala anak salihah. Shalat dan ngajinya rajin. Terlebih  setelah kubelikan mukena, ia makin keranjingan shalat. Jika azan maghrib berkumandang dari masjid sebelah, ia serta merta mengambil wudlu tanpa diminta. Bahkan, mengajak kakak-kakaknya untuk shalat berjamaah. Subhanallah. Sungguh kami malu dibuatnya.

Gadis bermata belo ini agak pemalu, apalagi berhadapan dengan orang baru yang belum dikenalnya. Tapi, di rumah, di tengah tengah kami, ia amat ceria dan cerewet. Sering kali ocehan dan celetukannya membuat kami tergelak dan tertawa. Ia benar-benar telah menjelma menjadi penghibur di tengah tengah kami. Ia pun amat pintar memberi komentar.

Daya ingat dan kemampuan menghafalnya amat kuat. Tak heran, ia akan mudah menghafal bacaan surat, lirik lagu, atau apa pun yang masuk ke gendang telinganya. Bahkan, dengan fasih ia bisa mengucapkan kata “gomawo”, “gamsahamnida”, “annyeong”, “molla”, “sirreo”, “eotteokajo”, dan “saranghae”. Nah, ini gara-gara ikut-ikutan kakaknya nonton drama korea (kkkkk…). Selain itu, ia senang menyanyi. Jadi, sebentar-sebentar pasti ia akan melafalkan lirik lagu yang berhasil dihafalnya. Tak hanya lagu-lagu Indonesia, lagu-lagu korea pun sedikit-sedikit biasa ditirukannya. Ckckck.. benar-benar kebawa demam korea :D.

Meski bungsu, ia tidak terlalu manja. Sedikit menunjukkan kemanjaan pernah sih, namanya juga masih anak-anak. Tapi, untuk anak seumurannya, ia tergolong mandiri. Pagi-pagi udah bangun, terus langsung mandi sendiri. Makan pun tak perlu disuapi lagi. Cuma kadang-kadang kalau sedang sakit, sifat manjanya pasti kumat sehingga ia suka merengek-rengek kepada ibu. Apalagi, kalau lagi malas, disuruh mandi susahnya minta ampun deh.

Di rumah, ia sering menjadi korban keisenganku dengan menjadi foto model sukarela (hehe). Tinggal kuarahkan sedikit, ia akan berpose dengan aneka gaya. Tampangnya lucu kalau difoto. Wajahnya ternyata fotogenik.

Satu hal yang membuat kami kelimpungan dalam menghadapi sikapnya, yaitu ia gampang menangis (sama seperti diriku :D). Biasanya gara-gara bertengkar dengan teman-teman mainnya atau berantem dengan kakaknya (Fahmi). Hatinya benar-benar sensitif. Dalam sehari ia bisa nangis berkali-kali. Memang wajar sih, namanya juga anak kecil. Tapi, rasanya tidak tega membiarkannya mengeluarkan air mata. Kalau sudah begitu, biasanya aku turun tangan. Ajaib, begitu kurayu, ia akan langsung berhenti menangis. Padahal, dirayu oleh ibu atau ayah, belum tentu tangisannya cepat reda.

Entahlah, ia begitu penurut kalau berhadapan denganku. Seperti ada rasa segan terhadapku. Bahkan untuk meminta sesuatu pun, ia tidak berani. Pasti kalau ingin dibelikan sesuatu, ia akan bilang pada ibu atau ayah. Kalau sedang malas mandi, aku yang suka menyuruh dan ia akan langsung melaksanakannya dengan patuh. Kalau sedang menangis, aku pula yang merayunya. Pernah waktu itu ia sedang main di rumah tetangga dan tidak mau pulang padahal hari sudah sore dan ia belum makan, akhirnya ayah membujuknya dengan berkata, “Teh Ai udah pulang”. Eh, beneran ia pun pulang. Jadi, sekarang orang-orang rumah sering mengatasnamakan aku jika ingin melarang dia melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan. Anehnya, begitu namaku disebut, ia akan langsung menurut tanpa membantah.

Kadang aku berpikir dan bertanya-tanya, apa dia takut padaku? Tapi, aku tak pernah menjahili atau mengusilinya. Seingatku, aku jarang sekali memarahinya. Aku selalu memperlakukannya dengan lembut. Segala kemauannya aku belikan. Tapi, kenapa dia tidak berani bicara bebas sebebas dia bercerita dan bercengkrama dangan teman-teman atau kakak-kakaknya yang lain? Aduh, sedih rasanya. Akhirnya, aku yang malah sering bertanya padanya dan ia akan menjawab malu-malu dengan jawaban yang singkat. Duh duh, why? Why?

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 SAHABAT HATI. All rights reserved.
Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template.
Bloggerized by Miss Dothy